Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Perusahaan Fintech Jateng Cerah

Bisnis Finansial Tekhnology (Fintech) nampaknya semakin berkembang khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Pasalnya Jateng merupakan provinsi yang sedang berkembang pesat dan mempunyai prospek yang menjanjikan.
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr
Ilustrasi teknologi finansial/Flickr

Bisnis.com, SEMARANG - Bisnis Finansial Tekhnology (Fintech) nampaknya semakin berkembang khususnya di Provinsi Jawa Tengah. Pasalnya Jateng merupakan provinsi yang sedang berkembang pesat dan mempunyai prospek yang menjanjikan.

Co-Founder & CEO PT Investree Radhika Jaya Adrian Gunadi mengatakan, Sejauh ini, portofolio peminjam Investree di Jawa Tengah paling banyak berasal dari perusahaan dengan kategori industri kreatif, seperti Event Organizer dan agency periklanan.

"Kami ingin memaksimalkannya terlebih dahulu. Selain itu, kami juga akan merilis kolaborasi business-to-business, salah satunya dengan salah satu institusi pendidikan di Jawa Tengah dalam bentuk Pembiayaan Karyawan [Employee Loan] Tour & Travel.Mekanismenya simpel, Investree akan memfasilitasi pembiayaan bagi para pengajar dari institusi tersebut yang ingin berlibur dan menggunakan skema pembayaran potong gaji," kata Adrian kepada Bisnis Rabu (4/4/2018).

Dadi data yang dihimpun Investree per Februari 2017, secara keseluruhan bisnis, Investree telah berhasil membukukan catatan total fasilitas pinjaman sebesar Rp679 miliar dan pinjaman tersalurkan sebesar Rp537 miliar serta imbal hasil rata-rata 16,6% dengan tingkat gagal bayar 0. Itu artinya, di Jawa Tengah, NPL juga 0.

Sementara itu Head of Central Java Sales PT Investree Radhika Jaya Achmad Fauzi mengaku optimis dengan bisnis Fintech di Jateng karena perkembangannya cukup baik. Sebab, pihaknya selalu menerima pemberi pinjaman baru setiap harinya baik secara walk-in maupun referral. Angka yang berhasil dikumpulkan dari segi fasilitas dan penyaluran pinjaman juga semakin pesat.

Achmad menambahkan, dalam menggaet user baru, Investree kerap melakukan cara pemasaran dengan mengadakan mini gathering dengan rekan-rekan pengusaha dan menjaring koneksi dari mereka. Salah satunya adalah, mengikuti langkah pemasaran yang sudah dilakukan di Jabotabek pada tahun lalu.

"Cara yang sudah dilakukan di Jabotabek pada tahun lalu dengan Persatuan Periklanan Indonesia [P3i] wilayah DKI Jakarta, maka di area Jawa Tengah Investree pun sedang bekerjasama dengan P3i Jawa Tengah yang berperan sebagai distribution channel dalam hal pemberi fasilitas Pinjaman Bisnis/Invoice Financing," ucapnya.

Dikatakan Achmad sejak awal peresmian Investree di Jawa Tengah, Juli 2017 hingga Maret 2018, kami telah berhasil membukukan catatan penyaluran pinjaman sebesar Rp91 miliar untuk area Jawa Tengah ini.

"Perlu ditekankan bahwa dalam hal ini, Investree tidak mengelola maupun menghimpun dana. Investree sebagai penyedia layanan jasa peer-to-peer lending berperan dalam memfasilitasi dan mempertemukan para peminjam dengan pemberi pinjaman dalam satu wadah yakni marketplace," tegasnya.

Kendati demikian kendala terbesar Investree adalah masih banyak masyarakat Jawa Tengah yang belum aware dengan keberadaan dan konsep fintech peer-to-peer lending. Padahal, peer-to-peer lending mampu menjembatani kebutuhan Individu dan UMKM Jawa Tengah secara lebih aman, cepat, dan mudah. Sehingga, dalam memasarkan produk, kami tak hanya sekadar "berjualan" tapi juga melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi ke masyarakat luas.

Achmad mencontohkan di awal bulan

ini, Investree Jawa Tengah bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan hadir dalam

Sosialisasi Produk IKNB: Pengasuransian, Dana Pensiun, dan Fintech Peer-to-Peer

Lending di Universitas Islam Nahdlatul Ulama dengan menghadirkan saya sendiri selaku Head of Central Java Sales Investree sebagai salah satu pembicara dalam acara tersebut.

Seperti diketahui, berdasarkan data OJK, dana yang disalurkan melalui fasilitas fintech di Jateng-DIY hingga Februari 2018 mencapai Rp218,8 miliar (ytd).

Adapun jumlah peminjam di kawasan tersebut mencapai 22.000 orang atau memiliki porsi sekitar4% dari total debitur secara nasional.

Sementara itu, pada waktu yang sama jumlah pemberi pinjaman di Jateng-DIY mencapai 8.000 orang dengan nilai transaksi sebesar Rp66,6 miliar.

Adapun, secara nasional, hingga Februari 2018, jumlah pinjaman yang disalurkan mencapai Rp3,54 triliun atau naik 38,23% (ytd) dengan jumlah penyedia dana sebanyak 128.119 orang atau naik 26,93%.

Di sisi lain, dalam periode yang sama jumlah peminjam secara nasional berhasil tumbuh 110,56% dengan mencapai 546.694 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper