Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Diversifikasi Tujuan Ekspor Ke Afrika & Asia Tenggara

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berupaya melakukan penambahan negara tujuan ekspor selain negara-negara tradisional.

Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berupaya melakukan penambahan negara tujuan ekspor selain negara-negara tradisional.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jateng Arif Sambodo mengatakan, sejumlah negara tujuan ekspor baru tersebut a.l. Chile, Singapura, Korea Selatan dan sejumlah negara di Afrika. Adapun, proses diversifikasi tersebut selama ini telah dilakukan dengan mengundang perwakilan dagang negara-negara tersebut untuk berkunjung ke Jateng.

“Khusus di Afrika, kami ingin menyasar negara yang memiliki penduduk keturunan Jawa yang besar, seperti Afrika Selatan, Madagaskar dan Suriname. Harapannya dengan kedekatan kultural, akan memperkuat kerja sama dagang antarnegara,” ujar Arif kepada Bisnis, Senin (16/4).

Di sisi lain, negara-negara di Benua Hitam, terutama di Afrika Timur seperti Ethiopia dinilainya memiliki prospek yang menarik untuk diajak bekerja sama. Pasalnya, negara di kawasan tersebut memiliki pertumbuhan ekonomi yang kuat dan menjanjikan.

Adapun, untuk ekspor dengan negara tujuan seperti Chile, Singapura dan negara-negara di Afrika, Jateng masih akan mengandalkan produk unggulannya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) serta furnitur. Sementara itu, untuk negara seperti Korea Selatan produk eskpor yang akan dioptimalkan pengirimannya a.l. produk herbal, bulu mata palsu dan TPT.

“Khusus untuk Singapura, kita sedang berupaya secara maksimal untuk memperdalam eksposur ekspor kita ke negara itu. Terutama untuk produk furnitur perumahan bertipe minimalis dan produk kreatif,” lanjutnya.

Singapura, menurut Arif, menjadi salah satu solusi bagi Pemerintah Provinsi Jateng untuk menekan defisit neraca perdagangan provinsi tersebut dengan negara-negara di Asia Tenggara.

Pasalnya, selama ini Jateng lebih banyak mengimpor produk-produk dari Asia Tenggara seperti produk organik dan natural. Hal itu membuat defisit perdagangan Jateng dengan negara di kawasan tersebut mencapai US$100 juta pada tahun lalu.

Terpisah, berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng nilai ekspor Jateng pada Maret 2018 mencapai US$571,54 juta atau mengalami peningkatan sebesar 12,26% dibanding ekspor Februari 2018 yang mencapai US$509,11 juta.

Komoditas tekstil dan produk tekstil tercatat menjadi penyumbang terbesar aktivitas ekspor provinsi tersebut dengan mencapai 42,80%.

Sementara itu produk kayu dan barang dari kayu memiliki porsi sebesar 15,55% dan bermacam barang hasil pabrik sebesar 11,83%

Adapun, nilai ekspor untuk ketiga kelompok komoditas ini pada bulan Maret 2018 masing - masing sebesar US$234,67 juta, US$87,55 juta, dan US$67,30juta.

Di sisi lain, negara-negara tujuan ekspor tradisional tercatat masih menguasai aktivitas ekspor Jateng. Hal itu terbukti dari, ekspor kumulatif sepanjang kuartal I/2018 ke AS yang mencapai US$436,68 juta, Jepang US$214,50 juta, Uni Eropa US$213,59 juta dan China US$128,62 juta.

Sementara itu ekspor Jawa Tengah ke kawasan Asean selama periode Januari-Maret 2018 mencapai US$159,09 juta atau berkontribusi sebesar 9,82% terhadap total ekspor Jateng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper