Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MOTIVASI BISNIS, Ini Potret Zaman & Rekomendasi Bagi Pebisnis ke Depan

Alibaba makan berapa ratus juta pedagang kecil dan besar dia hantam semua. Tapi dia enggak jahat. Ini putaran bisnis dan zaman memang harus berubah.
Motivator, Andrie Wongso./JIBI-Solopos-M. Ferri Setiawan
Motivator, Andrie Wongso./JIBI-Solopos-M. Ferri Setiawan

Bisnis.com,SOLO—Gambaran singkat tentang siklus bisnis yang terus berubah disampaikan seorang motivator, Andrie Wongso.

“Sepuluh atau delapan tahun lalu, saat Anda mencari seorang manager untuk mengelola perusahaan Anda, Anda akan tanya alat komunikasi apa yang sekarang dipakai. Mereka akan mengeluarkan handphone merek Nokia," jelasnya di sela-sela Penganugerahan Solo Best Brand Index-Jogja Best Brand Index (SBBI-JBBI) 2018, di The Alana Hotel and Convention Solo, Kamis (3/5/2018).

Dia lantas melanjutkan,"Semua Nokia. Lima tahun kemudian, merek itu hilang dan berganti dengan Blackberry. Sekarang, Nokia dan Blackberry nyaris hilang berganti dengan Samsung dan iPhone. Pasar ponsel saat ini 90% dikuasai dua merek itu.”

Sekelumit contoh itu diangkat di tengah acara yang mengusung tema The Power of Now, di hadapan puluhan para pengelola merek dan produk di Solo dan Jogja.

Ponsel adalah salah satu contoh sektor bisnis yang kini telah mengalami perubahan yang sangat cepat melebihi kecepatan berfikir manusia. Dari kasus Nokia, Blackberry, dan kini Samsung dan iPhone, Andrie mengatakan sekuat apapun brand di pasaran saat ini, bahkan bisa menguasai 60%-70% pangsa pasar, maka jangan pernah lengah.

Baginya, bisnis tidak ada yang pernah pasti namun mengelola sebuah bisnis harus dipastikan maju dengan mendapatkan secara pasti arah visi dan misinya. “Brand yang hari ini menang mendapatkan penghargaan SBBI-JBBI, tidak bisa dipastikan tahun depan bisa menang lagi. Yang bisa dipastikan adalah manfaatkan hasil riset dari survei itu untuk membuat strategis ke depan. Pelajari riset untuk maju dan riset juga ke dalam, ketahui kelebihan apa yang bisa dimainkan,” paparnya.

Tak berhenti sampai Samsung dan iPhone, Andrie Wongso pun menyajikan contoh lain dari pebisnis yang bisa sukses dengan memanfaatkan perubahan zaman. Amazon.com, Alibaba Group adalah bisnis yang sukses karena perubahan.

“Alibaba makan berapa ratus juta pedagang kecil dan besar dia hantam semua. Tapi dia enggak jahat. Ini putaran bisnis dan zaman memang harus berubah.”

Nadiem Makarim, CEO Go-Jek juga sukses karena perubahan pola belanja konsumen, Traveloka, Tokopedia, dan sebagainya. “Zaman telah menjadikan pemilik bisnis itu sukses. Apakah mereka akan selamanya bertahan? Belum tentu,” tandas Andrie.

Kisah dari Bali

Adapun dari Bali dilaporkan sejumlah cerita sukses pebisnis yang berangkat dari nol dan selalu berubah mengikuti perkembangan. Hal itu dilakukan pengusaha yang kerap diberi julukan 'Raja oleh-oleh khas Bali', Gusti Ngurah Anom.

Ajik Krisna, sapaan akrabnya, menuturkan berbisnis pada awalnya adalah sesuatu yang asing bagi dia. Dia hanya pemuda Bali yang nekat merantau ke Denpasar tanpa bekal sepeserpun. Dari semula menjadi tukang cuci mobil hingga bekerja di sebuah konveksi, dia akhirnya membuat bisnis sendiri.

Pada 1994, dia mendirikan tempat konveksi sendiri bernama Cok Konveksi. Perkembangan usaha yang semakin pesat, membuatnya melakukan ekspansi ke bisnis oleh-oleh, tepatnya pada 2007, dengan mendirikan Krisna Oleh-Oleh Khas Bali. Tahun-tahun selanjutnya, semakin banyak toko oleh-oleh yang dia miliki. Bahkan, karyawannya saat ini sudah berjumlah hingga 2.500 orang.

“Totak outlet saya sampai saat ini 23 outlet termasuk di Surabaya, dan nanti akan ada 6 outlet lagi termasuk salah satnya di Jakarta dengan lokasi tepat di Kota Tua,” katanya Kamis (3/5/2018) dalam seminar 2nd International Conference on Family Business and Entrepreneurship, kolaborasi President University dengan Bisnis Indonesia.

Begitu juga dengan Bagus Sudibya, pemilik Bagus Discovery Group. Dia mengawali bisnis keluarga sejak 1978 dengan membangun Puri Bagus Manggis. Setelah sukses di bisnisnya itu, satu per satu perusahaan dia buka, hampir semuanya bergerak di bidang pariwisata. Seperti Nusa Dua Bali Tours & Travel pada 1985, Puri Bagus Candidasa pada 1988, Bagus Jati Health & Wellbeing Retreat 1998, dan Bagus Agro Pelaga 2003 yang kemudian menjadi resort pada 2016.

Setelah hampir 40 tahun bisnis itu berkembang, saat ini giliran anak-anak yang membangun dan mengatur bisnisnya itu.

“Tidak mudah juga membangun bisnis di Bali, karena banyak orang ingin berinvestasi di sini,” katanya.

Bagi Bagus, walau merupakan perusahaan keluarga, bisnisnya ini tidak mengalami masalah yang cukup berarti. Sebab, pihaknya selalu memberikan batasan antara profesionalitas kerja dengan fungsi keluarga. Ketika berada di rumah, mereka layaknya keluarga, namun ketika di kantor mereka bekerja layaknya seorang professional.

Selain tantangan bekerja bersama keluarga sendiri, ternyata masih ada halangan lain yang harus ditemuinya yakni era disrupsi. Namun, dengan beberapa penyesuaian, bisnisnya ini bisa berkembang hingga saat ini. Penyesuaian itu mulai dari membuat segmen pasar yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan, membuat produk dan layanan yang tetap mengandalkan sentuhan manusia, dan selalu melakukan inovasi baru.

Bahkan, menurutnya, dibanding menjadikan era disrupsi hambatan, teknologi ini telah cukup banyak membantu perkembangan bisnis. Sebab, mampu memberikan data dan analisis mengenai kebutuhan pasar dan memudahkan dalam melakukan pomosi khususnya melalui social media.

“Saya sering ke Jepang untuk melihat bagaimana mereka mengalahkan Cina, saya menangkap mereka tidak frontal melawan Cina, tetapi diam-diam mempelajari dan membuat produk yang lebih berkualitas,“ kata Bagus Sudibya.

Wakil Rektor Bidang Akademik President University Dwi Larso mengatakan ada dua jenis pebisnis, yakni mereka yang dengan banyak peluang dan satu lagi dengan banyak perjuangan. Di Indonesia, hampir 65% merupakan katagori kedua. Ini menyebabkan hampir 99% perusahaan di Indonesia merupakan bisnis mikro dan kecil.

“Jika Indonesia memiliki lebih dari 2% pengusaha dengan katagori banyak peluang maka akan semakin sejahtera negara ini,” katanya.

Soal bisnis yang bertahan, sang motivator Andrie menegaskan lima tips menjaga dan mengelolanya. Berani berubah dan mengubah, berani untuk berfikir dan menganalisa kemungkinan-kemungkinan, berani mencoba, berani melakukan sesuatu yang aneh agar bisa lebih eksis ke atas dan berani belajar serta berpola pikir optimistis untuk mengikuti perubahan.

“Semua harus harus belajar dari kekalahan dan kemenangan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos/Bisnis

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper