Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Operasi Pasar Belum 'Gentarkan' Pemain Harga

Kalau hanya sekedar barang berbagai jenis jumlahnya kecil ya itu tidak ada dampaknya sama sekali.
Warga antre membeli beras saat digelar operasi pasar beras medium./JIBI-Rachman
Warga antre membeli beras saat digelar operasi pasar beras medium./JIBI-Rachman

Bisnis.com, SLEMAN - Operasi pasar yang dilakukan pemerintah untuk melakukan intervensi pasar dinilai hanya sekedar formalitas. Namun langkah ini sebenarnya bisa memberikan dampak positif jika dilakukan secara fokus kebutuhan paling pokok dalam jumlah barang banyak.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII) Suharto menyatakan, operasi pasar yang dilakukan harus fokus dan masif dengan tidak perlu pada banyak jenis barang. Namun hanya beberapa jenis paling penting bagi masyarakat dengan volume yang besar.

"Kalau hanya sekedar barang berbagai jenis jumlahnya kecil ya itu tidak ada dampaknya sama sekali, padahal sebenarnya operasi pasar itu bisa menekan psikologis pemain [harga]," terangnya kepada JIBI, Minggu (6/5/2018).

Ia mencontohkan, pemerintah bisa fokus pada beras, daging dan telur dengan menyediakan barang dalam jumlah besar untuk operasi pasar. Jika dilakukan terus menerus dan tidak ecek-ecek maka pemain harga akan terkalahkan secara psikologis. Begitu juga dengan keberadaan Gas LPG harus dijaga pasokannya karena bisa berdampak pada yang lain.

"Selama ini operasi pasar yang digelar sama sekali nggak fokus dan seadanya sekedar ada operasi pasar tidak bisa menekan secara psikologis. Saya melihat operasi pasar selama ini hanya formalitas lalu berusaha dibesar-besarkan," ucapnya.

Selain itu, kata dia, sektor pengawasan harus diperketat, distributor yang nakal harus diberikan tindakan tegas. Selain itu, pengendalian harga harus menjadi indikator keberhasilan pemerintah daerah dalam bekerja karena kenaikan harga selalu menjadi masalah serius bagi masyarakat saat jelang ramadhan.

Mengingat selama ini indikator keberhasilan Pemda hanya bersifat konvensional dan tidak menjadikan pengendalia harga sebagai indikator keberhasilan. "Ini momentum bagi Bulog dengan direktur baru, ini saat menunjukkan apa yang dikomitmenkan. Ini harus serius. Selain itu indikator keberhasilan pemda itu salah satunya adalah pengendalian harga itu," ungkapnya

Suharto sepakat, sinergi dengan kepolisian harus kuat dalam pengawasan dan dilakukan secara serius bukan sekedar koordinasi semata. "Kalau saya amati seperti DIY lemah sekali pengamatannya," ungkap dia.

Setiap menjelang hari besar, Ramadan dan Lebaran, pemerintah kerap menggelar operasi pasar dengan harapan bisa menekan kenaikan harga komoditas. Hasil akhir operasi ini biasanya terpotret dalam data inflasi bulanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sunartono/JIBI
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper