Bisnis.com, KARTASURA—Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir mendesak pemerintah khususnya aparat keamanan, tak gampang memukul rata saat menangani kasus radikalisme di kampus. Dia mengingatkan aparatur negara tak gampang menggeneralisasi institusi perguruan tinggi (PT) tertentu sebagai sarang teroris.
Kalaupun ada indikasi gerakan radikalisme di kampus, ujar dia, butuh pendekatan seksama dan tidak instan. “Menangani radikalisme di kampus jangan digebyah uyah, digeneralisasi. Jangan gampang menyimpulkan kampus sarang radikalisme. Semua komponen bangsa perlu lebih seksama dan bijaksana dengan isu radikalisame di kampus ini,” ujar dia kepada wartawan seusai mengisi Tabligh Akbar di Masjid Sudalmiyah Rais di Kompleks Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Rabu (6/6) malam.
Dia tak menampik paham radikalisme ada di berbagai tempat, tapi tidak boleh gampang menyimpulkan dan menyederhanakan persoalan. Dia berpendapat radikalisme bisa di kampus, di kampung, di tempat ibadah, di ruang publik dan sebagainya.
Kalaupun betul ada radikalisme di kampus yang membahayakan, ungkap Haedar, cara penanganannya perlu betul-betul seksama. “Jika ada kampus atau ruang publik tertentu diindikasikan radikal, lakukan pendekatan yang lebih moderat,” papar dia.
Lebih lanjut Haedar mengungkapkan radikalisme telah menjadi kecemasan seluruh komponen bangsa. Tetapi dia optimistis Muhammadiyah cukup tangguh menolak segala bentuk radikalisme, baik radikalisme karena ideologi, maupun radikalisme karena politik.