Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dongkrak PAD, Pemprov Jateng Optimalkan Sektor Pariwisata

Pemerintah Provinsi Jateng mengoptimalkan pariwisata untuk mendongkrak pendapatan assli daerah (PAD). Pasalnya, Jateng sampai kini masih terkendala dalam mengelola tempat wisata.
Wisatawan menikmati suasana senja di Pantai Laendra, Desa Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu (22/7/2018). Pantai berpasir putih yang dikelola oleh warga lokal keturunan Suku Bugis di kepulauan wisata bahari Karimunjawa berlokasi 22 kilometer ke arah utara dari pusat alun-alun Karimunjawa tersebut menjadi destinasi baru wisatawan untuk menikmati pemandangan matahari tenggelam./Antara-Aji Styawan
Wisatawan menikmati suasana senja di Pantai Laendra, Desa Kemujan, Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Minggu (22/7/2018). Pantai berpasir putih yang dikelola oleh warga lokal keturunan Suku Bugis di kepulauan wisata bahari Karimunjawa berlokasi 22 kilometer ke arah utara dari pusat alun-alun Karimunjawa tersebut menjadi destinasi baru wisatawan untuk menikmati pemandangan matahari tenggelam./Antara-Aji Styawan

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jateng mengoptimalkan pariwisata untuk mendongkrak pendapatan assli daerah (PAD). Pasalnya, Jateng sampai kini masih terkendala dalam mengelola tempat wisata. 

 Anggota Komisi C DPRD Jateng Hasan Asy'ari mengatakan, pembangunan dan pengembangan pariwisata di Jateng masih kalah dibanding provinsi lain, misalnya dengan pariwisata dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Menurutnya, tidak heran apabila banyak wisatawan mancanegara yang berwisata ke Candi Borobudur, tetapi membelanjakan uangnya, mulai dari menginap hingga membeli souvenir, bukan di Jateng (Semarang atau Magelang) melainkan di Yogyakarta.

Dikatakan Hasan, seperti Borobudur, Jateng memiliki Dieng, tetapi uang para wisatawan juga lari ke Yogyakarta.

Di luar itu, Jateng sesungguhnya memiliki banyak destinasi wisata yang potensial menghasilkan PAD, seperti Karimunjawa, Sangiran dan sebagainya. Namun, selain penataan kurang terarah, juga belum didukung dengan kebijakan anggaran.

"Harus mulai sekarang, jika Jateng menginginkan pariwisata sebagai sumber PAD. Kalau tahun ini mulai, dua tahun ke depan sudah bisa dinikmati hasilnya," katanya Selasa (11/9/2018).

Sementara, anggota Komisi C Ahmad Ridwan menyarankan, agar dalam pembenahan kepariwisataan, Pemprov Jateng perlu fokus pada satu dua destinasi wisata saja, karena investasinya besar dan menyangkut berbagai kegiatan pendukung, seperti kegiatan berkelanjutan menjadi penarik wisatawan kapan pun dia berkunjung.

"Misalnya Karimunjawa, bagaimana agar bisa diakses kapan saja, dibuat even unggulannya, masyarakatnya pun disiapkan, sampai soal landasan bandara harus diperpanjang. Banyaklah yang harus dibangun dan dibenahi," ujar legislator PDI Perjuangan itu.

Di sisi lain, Anggota Komisi C Amin Mahsun mencontohkan masalah insfrastruktur jalan yang memudahkan akses wisatawan dari Pekalongan-Tegal menuju Dieng.

"Sampai sekarang belum selesai, padahal jalan alternatif itu juga perlu pelebaran. Jadi memang harus fokus, dipilih destinasi mana yang diprioritaskan untuk dibenahi," tuturnya.

Menurut Trenggono, Kabid Pengembangan SDM Disporapar Jateng, Pemprov Jateng saat ini telah membuat rencana induk empat destinasi pariwisata nasional meliputi Borobudur, Karimunjawa, Dieng dan Sangiran, serta enam destinasi pariwisata provinsi, yakni Nusakambangan-Baturaden, Semarang-Karimunjawa, Solo-Sangiran, Borobudur-Dieng, Tegal-Pekalongan dan Rembang-Blora.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper