Bisnis.com, SEMARANG – PT Perkebunan Nusantara IX menyatakan strategi overall cost leadership dan revitalisasi sejumlah pabrik tebu diharapkan dapat mendorong perusahaan kembali memperoleh laba.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat PTPN IX, Titin Nusantari mengatakan untuk revitalisai pabrik tebu akan menggunakan dana penyertaan modal negara (PMN) yang diperoleh perusahaan pada tahun anggaran 2015 lalu. Kala itu perusahaan ditetapkan pemeritah memperoleh suntikan sebesar Rp1 triliun.
Dana ini akan digunakan untuk memperbaiki kinerja dua pabrik gula (PG) dan membangun satu pabrik baru. Harapannya seluruh pabrik gula di bawah PTPN IX akan direvitalisasi kapasitasnya. Saat ini perusahaan mengoperasikan delapan pabrik. Akan tetapi pada masa giling 2017 ini hanya enam yang dioperasikan,
“Alokasi PMN untuk PG Rendeng Rp225 miliar, PG Mojo Rp225 miliar, Pabrik baru comal Rp550 miliar,” kata Titin kepada Bisnis di Semarang, Selasa (11/9/2017).
Dengan pembenahan pabrik ini ditargetkan terjadi peningkatan kapasitas produksi. Pasalnya untuk pabrik gula dengan kapasitas kurang dari 4.000 Ton Cane Per Day (TCD) dinilai tidak lagi ekonomis untuk dioperasikan.
Setelah pembenahan maka PG Rendeng akan naik dari 2.520 TCD mjd 4.000 TCD. Seentara itu PG Mojo dari 2.726 TCD menjadi 4.000 TCD, sedangkan pabrik baru di Comal dengan kapasitas 6.000 TCD dan dapat ditingkatkan menjadi 8.000 TCD.
Setelah tiga pabrik ini rampung, maka perusahaan akan meningkatkan kapasitas PG Tasikmadu dari 3.200 TCD ke 4.000 TCD. Dari revitalisasi itu, pada musim giling 2018 baru pabrik PG Mojo yang dapat dioptimalkan. Pabrik hasil revitalisasi ini akan menampung tebu dari wilayah Sragen dan sekitarnya.
Sedangkan PG Rendeng baru akan rampung di 2019. Setelah beroperasinya pabrik kedua yang dibenahi, saat yang sama perusahaan akan menambah 4.000 hektar lahan tebu yang ditanami sendiri.
Saar ini untuk tanaman tebu, PTPN IX memiliki areal tanam sendiri seluas 1.630 hektar. Sedangkan Areal Tebu Rakyat (ATR) yang dilayani pabrik gula perusahaan mencapai 19.912 hektar. Berdasarkan ketetapan pemerintah PTPN IX diberi hak guna usaha seluas 38.890,8 hektar.
“PG Comal di 2020 commissioning,” katanya.
Meski optimistis kinerja keuangan akan lebih baik di 2018, Titin memperkirakan kinerja lebih optimal akan terlihat di 2019. Pasalnya harga komoditas pada 2018 diperkirakan masih akan tertekan. Saat ini PTPN IX memiliki dua divisi utama yakni tanaman tahunan dan tanaman musiman.