Bisnis.com, YOGYAKARTA—Pemerintah Provinsi DIY mewacanakan penyaluran elpiji bersubsidi tiga kilogram secara tertutup melalui pangkalan untuk mengantisipasi ketidaktepatan pengguna elpiji ukuran tiga kilogram tersebut.
"Dengan penyaluran secara tertutup maka warga yang berhak membeli elpiji bersubsidi juga dibatasi. Hanya warga miskin saja dengan menunjukkan bukti tertentu. Mungkin saja, penyaluran seperti ini bisa diterapkan untuk mengantisipasi masalah yang selalu muncul," kata Kepala Biro Perekonomian dan Sumber Daya Alam Pemerintah DIY Sugeng Purwanto di sela pelantikan pengurus Masyarakat Ekonomi Syariah di Yogyakarta, Senin (18/9/2017).
Menurut dia, penyaluran elpiji bersubsidi tiga kilogram seringkali tidak tepat sasaran karena banyak warga yang sebenarnya tidak berhak dapat mengaksesnya atau penggunanya tidak tepat.
"Akibatnya, sebanyak apapun penambahan kuota elpiji tiga kilogram akan selalu saja kurang," katanya.
Pada awal 2017, PT Pertamina sudah menambah alokasi kuota elpiji tiga kilogram sebesar 10 persen dari tahun 2016, bahkan belum lama ini sudah ada penambahan kuota 4,5 persen.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan PT Pertamina, lanjut Sugeng, elpiji tiga kilogram banyak digunakan untuk kegiatan usaha yang tidak masuk dalam usaha mikro seperti digunakan peternak ayam skala besar sebagai sumber energi untuk pemanas, atau usaha laundry untuk kebutuhan mesin pengering.
Seharusnya, lanjut dia, elpiji tiga kilogram tersebut hanya dimanfaatkan oleh masyarakat miskin untuk keperluan rumah tangga. "Jika digunakan untuk keperluan lain termasuk untuk usaha maka sudah masuk tidak pantas," katanya.