Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AGENDA WISATA, Festival Pasar Solo Berlangsung Hingga Minggu

Kegiatan yang berlangsung mulai Kamis-Minggu (21-24/9) tersebut digelar dalam rangka menginventarisasi dan mengeksplorasi potensi dan sejarah pasar tradisional di Solo yang berjumlah 44 pasar.
Suasana saat Festival Kuliner 2017 di Benteng Vastenburg, Solo, Kamis (21/9). Festival aneka menu makanan dan minuman tersebut merupakan rangkaian Festival Ragam Pasar 2017 yang digelar pada Kamis-Minggu (21-24/9)./JIBI-M. Ferri Setiawan
Suasana saat Festival Kuliner 2017 di Benteng Vastenburg, Solo, Kamis (21/9). Festival aneka menu makanan dan minuman tersebut merupakan rangkaian Festival Ragam Pasar 2017 yang digelar pada Kamis-Minggu (21-24/9)./JIBI-M. Ferri Setiawan

Bisnis.com, SOLO—Gebyar kembang api dengan riuhnya memenuhi langit di Benteng Vastenburg, Kamis (21/9). Ratusan pengunjung yang yang memadari halaman benteng tersebut tersita perhatiannya. Ada yang hanya sekadar melihat, ada yang mwngabadikan momentum tersebut dengan gawainya.

Di bawah gebyar kembang api tersebut, sebanyak 150-an tenda berwarna putih berdiri dengan rapi. Sebanyak 44 tenda diisi oleh perwakilan dari 44 pasar tradisional di Solo. Masing-masing tenda memamerkan barang dagangan yang mendominasi pasar tersebut.

Seperti contohnya Pasar Gede dengan jajanan pasarnya, Pasar Depok dengan hewan peliharaannya, Pasar Klewer dengan batiknya, Pasar Kembang dengan bunganya, dan lain-lain. Pesta kembang api tersebut merupakan pertanda bahwa pameran pasar bertajuk Ragam Festival Pasar Tradisional 2017 dan Festival Kuliner 2017 dimulai.

Kuliner Tradisional

Tak hanya menghadirkan pasar dengan dagangan khasnya, pameran tersebut juga menghadirkan stan kuliner mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner kekinian. Tampak pula para PKL dari sejumlah selter PKL menjajakan jajanannya.

Kuliner tradisional yang dihadirkan dalam pameran tersebut seperti dawet telasih, tengkleng, sate kere, gudeg ceker, dan lain-lain. Sedangkan kuliner kekinian yang disajikan seperti sosis bakar, ayam geprek, martabak aneka rasa, minuman berwarna-warni, dan lain-lain.

Gegap gempita pameran tersebut kurang dirasakan salah satu pengunjung, Hestian Surya. Menurut warga Mojosongo, Jebres, Solo, tersebur desain setiap stan sebaiknya mewakili unsur dari setiap pasar. "Itu menurut saya lebih menarik. Apalagi pengunjung dari luar Solo supayan saat mereka ke sini suasana pasar bisa terwakilkan," kata dia saat berbincang dengan JIBI.

Selain itu, dia juga menilai makanan tradisional yang ditawarkan dalam pameran tersebut tidak sebanyak makanan kekinian. "Mungkin bisa diperbanyak [kuliner tradisionalnya]. Kalau kuliner modern kan di mana-mana ada. Kecuali kuliner tradisional yang kalau kita beli harus ke sana. Apalagi kalau pengunjungnya dari luar Solo lebih bisa mengetahui kalau di Solo ada berbagai macam kuliner tradisional," sambungnya.

Kendati demikian, Hestian mengapresiasi pameran tersebut. Pasalnya pameran tersebut dapat menonjolkan potensi yang dimiliki setiap pasar di Solo.

Pengunjung lain, Joko Riyanto, berpendapat kuliner yang dijajakan dalam festival tersebut kurang nyambung. Dia menilai jika tema yang diangkat adalah tema tradisional, seharusnya kuliner tradisional yang harus ditonjolkan.

"Tapi secara keseluruhan bagus. Salah satu upaya mempromosikan Kota Solo melalui cara yang berbeda. Display setiap stan juga sudah menggambarkan potensi yanh dimiliki tiap pasar," ujar warga Palur, Mojolaban, Sukoharjo, tersebut.

Makanan Kekinian

Perwakilan Penyelenggara Festival Ragam Pasar Tradisional 2017 dan Festival Kuliner 2017, Daryono, mengatakan banyaknya makanan kekinian yang dijajakan dalam festival tersebut sejalan dengan tema yang diangkat yakni Dari Tradisi Hingga Masa Kini. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, bentuk kuliner selau bertransformasi dan berkembang.

"Dalam kuliner, kita mengenal istilah fushion. Makanan kan sekarang jadi sub sektor industri kreatif. Dengan adanya fushion tersebut makanan menjadi industri kreatif. Tapi basic-nya tetap tradisional seperti martabak yang biasanya hanya itu-itu aaja sekarang ada keju dan lain-lain. Minuman juga. Karena disesuaikan dengan perkembangan zaman," kata dia.

Selain menghadirkan kuliner tradisional, beberapa kegiatan juga akan digelar untuk menggenjot kuliner tradisional dalam serangkaian festival tersebut. Sebagai contoh festival tengkleng yang akan digelar pada Jumat (22/9) dan festival jenang lemu pada Sabtu (23/9).

Daryono menambahkan kegiatan yang berlangsung mulai Kamis-Minggu (21-24/9) tersebut digelar dalam rangka menginventarisasi dan mengeksplorasi potensi dan sejarah pasar tradisional di Solo yang berjumlah 44 pasar.

Adapula lomba kelengkapan sejarah pasar seperti foto lama, plakat lama, karcis lama, dan lain-lain. "Kami juga menggelar lomba interior stan supaya lebihmenarik. Kami juga ingin mengetahui data yang komplet ihwal pasar mulai dari sejarah, potensi yang bisa dikembangkan, produk kontennya, seberapa jauh potensi uangnya, dan lain-lain. Hal itu yang akan melandasi kami sebagai bekal pengembangan pasar tradisional ke depan," imbuh Daryono.

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam sambutannya menegaskan festival pasar tradisional hanya digelar di Solo. Hal itu merupakan upaya untuk mwnegaskan bahwa 44 pasar di Solo masih bergeliat dan tidak akan mati.

"Di Jakarta, dari 78 pasar tradisional kini hanya tinggal 19 pasar tradisional. Pasar di Solo jangan sampai kehilangan transaksinya. Dari 37 pasar sekarang Solo punya 44 pasar tradisional. Artinya Aolo mampu mwnjaga gaung pasar tradisional," ujarnya.

Dia mengapresiasi festival pasar tradisional tersebut dan berharap festival pasar tradisional tahun depan lebih besar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper