Bisnis.com, BOJONEGORO - PT Rekayasa Industri membuka opsi untuk mengalirkan pasokan gas dari Lapangan Jangkrik di Muara Bakau Selat Makassar pada ruas pipa transmisi Cirebon-Semarang yang akan dilanjutkan pembangunannya.
Pipa Cirebon-Semarang merupakan bagian dari proyek integrasi pipa gas TransJawa. Adapun, proyek TransJawa terdiri dari tiga proyek utama yaitu Jawa bagian Barat dengan nilai investasi US$300 juta dengan jalur Cirebon-KHT sepanjang 84 km dan Tegalgede-Muara Tawar 50 km. Kedua, Jawa bagian Utara senilai US$400 juta dengan jalur Cirebon-Semarang 235 km.
Terakhir, Jawa bagian Timur senilai US$360 juta dengan jalur Semarang-Gresik sepanjang 271 km dan East Java Gas Pipeline (EJGP)-Grati senilai US$58 juta 22,1 km.
Dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Minggu (24/9/2017), perseroan menyatakan akan melanjutkan proses pembangunan pipa yang dimenangkan lelangnya pada 2006 itu. Adapun, pasokan gas yang akan dialirkan pada ruas pipa tersebut disebut akan berasal dari Lapangan Jangkrik di Selat Makassar berupa gas alam cair (liquefied natural gas/LNG).
Bila menggunakan pasokan LNG, pastinya dibutuhkan fasilitas regasifikasi yang berada di sekitar Cirebon dan Semarang. Sementara, fasilitas terdekat yang ada saat ini milik Nusantara Regas di Jawa Barat.
Dengan demikian, dari asumsi pengerjaan fisik selama 33 bulan, ditargetkan pipa bisa mulai mengalirkan gas pada 2020. Sebelumnya, pembangunan ruas pipa itu terkendala karena belum adanya kepastian pembeli gas dan sumber pasokan gasnya. Alhasil, selang 11 tahun, proyek urung diselesaikan.
Namun, Rekind telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) pada 20 September 2017 dengan PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah dalam kerja sama pendistribusian gas dari ruas yang akan dibangun. BUMD akan menjadi koordinator untuk memastikan pembeli dari sektor industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Pipa yang rencananya dibangun dengan kapasitas 250 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd) hingga 300 MMscfd itu pengoperasiannya akan bermitra dengan PT Pertamina Gas.
Pelaksana Tugas Direktur Utama Rekind Jakub Utama mengatakan proyeksi penaikan pemanfaatan gas sebagai bahan bakar juga kebutuhan gas bagi industri menjadi peluang sehingga proyek dilanjutkan.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan Pemerintah, sesama Badan Usaha Milik Negara (BUMN), BUMD dan pelaku industri agar proyek bisa berjalan sesuai target.
"Dengan melihat peluang pemanfaatan bahan bakar gas yang tinggi, kami mengharapkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, BUMN, BUMD dan pelaku industri khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk turut serta memberikan kontribusi," katanya.