Bisnis.com, SOLO—Bank Indonesia Kantor Perwakilan Solo bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah berupaya mengembangkan klaster penghasil komoditas bahan pangan strategis.
"Sukoharjo salah satu kabupaten potensial untuk pengembangan padi dan menempatkan komoditas padi sebagai salah satu penyumbang pemenuhan kebutuhan beras nasional," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Bandoe Widiarto di sela penandatanganan nota kesepahaman dengan Bupati Sukoharjo di Sukoharjo, Selasa (3/10/2017).
Selain itu, dikatakannya, Kabupaten Sukoharjo menjadi salah satu wilayah "pilot project" program "modern farming" yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pertanian pada akhir tahun 2014.
Bandoe mengatakan "pilot project" dilaksanakan di Desa Dalangan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, khususnya di lahan milik Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mandiri seluas 170 hektare dengan jumlah petani anggota 293 orang.
Ia mengatakan sistem "modern farming" terdiri dari tiga pilar, yaitu mekanisasi pertanian atau penggunaan mesin pertanian untuk menggantikan pengerjaan manual, konsolidasi lahan yaitu pengerjaan lahan secara bersama oleh badan usaha milik petani, dan "integrated farming" yaitu integrasi pertanian dengan peternakan sapi.
"Melalui penerapan 'modern farming' telah diperoleh manfaat berupa peningkatan produktivitas dari sebelumnya 7,2 ton/hektar menjadi 8,3 ton/hektar, penggunaan bibit yang lebih optimal yaitu dari 60 kg/hektar menjadi 45 kg/hektar," katanya.
Selain itu, dikatakannya, jadwal tanam yang lebih tepat karena penggunaan mesin pertanian relatif mengurangi ketergantungan pada ketersediaan SDM, serta peningkatan efisiensi biaya produksi hingga 20 persen.
Sementara itu, sebagai komitmen mendorong pengembangan Klaster Padi "Modern Farming" Gapoktan Tani Mandiri Kabupaten Sukoharjo, pihaknya memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk keperluan pembelian sarana produksi klaster, di antaranya mesin penyebar benih/seeder, lantai penyemaian, dan saluran irigasi.