Bisnis.com, KULON PROGO—Investasi sektor industri perikanan tangkap di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terganjal Pelabuhan Tanjung Adikarto yang belum beroperasi, kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sudarna.
Sudarna di Kulo Progo, Selasa (3/10/2017), mengatakan, pada dasarnya calon investor yang akan menanamkan modalnya di sektor perikanan sangat banyak, namun mereka masih menunggu kepastian beroperasinya Pelabuhan Tanjung Adikarto.
"Minat investor sektor perikanan dari dulu sudah banyak sekali dan bahkan tidak hanya investor dalam negeri, tapi luar negeri," kata Sudarna.
Ia mengatakan, persoalan investasi perikanan, yakni kepastian beroperasinya Pelabuhan Tanjung Adikarto dibuka. Menurut dia, kelemahan pengembangan industri perikanan di Kulon Progo, yakni belum adanya kepastian kapan Pelabuhan Tanjung Adikarto beroperasi.
Baru akhir-akhir ini, ada lampu hijau setelah ada komitmen pemerintah pusat memberikan anggaran untuk pengerukan alur pelayaran dan pendalaman kolam kapal.
"Sebelumnya anggaran penyelesaian pembangunan Pelabuhan Tanjung Adikarto selalu dipotong, bahkan dipindahkan ke daerah lain," katanya.
Meski demikian, kata Sudarna, investasi di sektor perikanan budi daya justru berkembang pesat, mulai dari budi daya lele, gurami, nila dan tambak udang. Investasi ini dilakukan oleh masyarakat kecil, yang nilainya tidak bisa dikategorikan investasi perusahaan.
"Investasi sektor budi daya perikanan nilainya cukup besar. Di Kulon Progo bisa mencapai puluhan miliar. Misalnya, satu kolam tambak udang dengan luasan minimal 1.000 meter persegi, investasinya sekitar Rp100 juta hingga Rp200 juta," katanya.
Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Muhtarom Asrori mengatakan, penyelesaian Pelabuhan Tanjung Adikarto membutuhkan komitmen kuat dari DIY sampai pusat. Kalau itu tidak terjadi, Pelabuhan Tanjung Adikarto akan "mangkrak".