Bisnis.com, KULON PROGO – Warga Desa Temon Wetan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai memproduksi batik bermotif potensi lokal setelah mengikuti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan pelatihan membatik selama satu bulan.
Anggota Kelompok Batik Canting Manis Temon Wetan Noviana Mariska mengatakan pada 2013 dan 2014, warga mendapat pelatihan membantik melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
"Setelah mendapat pelatihan, warga secara mandiri memproduksi batik. Awalnya, kami membuat sapu tangan dan taplak meja, dan berkembang ke batik cap dan tulis," kata Noviana di Kulon Progo, Rabu (4/10/2017).
Ia mengatakan seiring tingginya permintaan atas produksi batik, pembatik membuat kelompok Batik Canting Manis dan sudah berbadan hukum. Setelah itu, Dinas Perdagangan dan Balai Latihan Kerja memberikan pendampingan dan pelatihan. Usaha batik warga Temon Wetan berkembang pesat.
"Kami mendapat pelatihan membatik dari Dinas Perdagangan dan BLK. Kami diikutan pelatihan membatik di Umbuk Batik. Setelah itu, usaha kami berkembang pesat. Batik yang kami kembangkan juga bervariasi," katanya.
Anggota Batik Canting Manis Temon Wetan Sari Yuli Estri mengatakan motif yang dikembangkan kelompok Canting Manis terinspirasi alam di sekitar. Motif yang dikembangkan seperti motif bambu, daun lompong, dan burung bangau yang beterbangan saat musim tanam.
"Kami masih mencari dan mengembangkan motif yang bisa menjadi identitas Batik Canting Manis. Sejauh dari permintaan dalam pameran, motif burung bangau yang paling laris. Ke depan, kami akan fokuskan pada motif ini dan kami kreasikan dengan motif lain," katanya.
Ia mengatakan harga batik yang ditawarkan Canting Manis mulai dari Rp100.000 hingga Rp150.000 per lembar. Harga batik cap rata-rata Rp100.000 dan batik tulis rata-rata Rp150.000 per lembar.
Sari mengatakan pemasaran Batik Canting Manis mulai dari mengikuti pameran hingga dijual secara daring. "Berbagai upaya kami lakukan untuk pemasaran batik produksi kelompok kami," katanya.
Kepala Desa Temon Wetan Puji Purwaningsih mengatakan pemerintah desa mendorong kelompok Batik Canting Manis berinovasi, kreatif dan terampil memproduksi batik yang berkualitas.
Ia berharap batik buatan warganya dapat dijual saat bandara beroperasi nanti. Sehingga, warganya tidak hanya sebagai penonton. "Pada 2018, kami akan memberikan peralatan membatik, supaya pembatik lebih bersemangat dan inovatif dalam membantik," katanya.
Perajin Batik di Kulon Progo Konsisten Membatik Motif Lokal
Warga Desa Temon Wetan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai memproduksi batik bermotif potensi lokal setelah mengikuti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dengan pelatihan membatik selama satu bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Konten Premium