Bisnis.com, SEMARANG – Pengembang perumahan komersil di Jawa Tengah menilai hambatan infrastruktur membuat pihaknya kesulitan ekspansi.
Wakil Ketua DPD Real Estate Indonesia Jawa Tengah Dibya K. Hidayat mengatakan infrastruktur yang dibutuhkan meliputi transportasi umum hingga layanan dasar seperti pasar, listrik, air bersih hingga layanan kesehatan dan pendidikan.
“Potensi pengembangan disisi barat, timur dan selatan Semarang. Misalnya arah perbatasan dengan Ungaran. Akan tetapi di sana cukup masalah dengan infrastruktur,” kata Dibya di sela-sela pembukaan REI Expo di Hotel Ciputra Semarang, Kamis (12/10/2017).
Dia mengatakan dengan kondisi ini pihaknya cendrung tidak terlalu agresif membangun hunian komersil baru. Apalagi saat ini meski suku bunga menyentuh level terendah, akan tetapi permintaan rumah komersil relatif rendah.
“Dalam beberapa event REI belakangan tidak pernah mencapai target,” katanya.
Dibya mengatakan biasanya pihaknya menargetkan 70 rumah dapat terjual setiap kali pameran. Akan tetapi realisasi yang di peroleh sangat jauh dibandingkan target yang diharapkan. Sedangkan yang terjual berada dalam segmen Rp300 juta-Rp750 juta.
Selain itu, dia melihat fenomena di tengah masyarakat Jawa Tengah saat ini terjadi pergeseran. Dimana mulanya kebutuhan rumah menjadi hal pertama yang diperjuangkan bergeser menjadi kebutuhan kendaraan yang ditunjukan meningkatnya penjualan mobil di wilayah ini.
Sementara itu sejumlah pengamat properti mengatakan kondisi pasar yang tidak ideal untuk segmen menengah dan menengah atas perlu dorongan. Pasalnya segmen ini merupakan lokomotif industri properti.
CEO Lead Service Properti Hendra hartono mengatakan saat ini berdasarkan data yang dimiliki segmen penjualan masih didominasi segmen menengah dan menengah bawah. Meski begitu dia menilai segmen menengah dan menengah atas memiliki daya beli akan tetapi memilih menahan diri.