Bisnis.com SEMARANG – Nilai ekspor di Jawa Tengah pada September turun 11,51% dibandingkan bulan sebelumnya, karena pasar utama yakni di sektor tekstil dan barang dari kayu serta barang hasil dari pabrik penjualannya kurang maksimal.
Kepala BPS Provinsi Jateng Margo Yuwono mengatakan penurunan ekspor itu tercatat dari pencapaian Agustus US$562,99 juta yang terpantau merosot jika dibandingkan September yang hanya menyerap US$498,18 juta.
Namun untuk nilai kumulatif, nilai ekspor Januari hingga September tahun lalu di angka US$3.962,76 juta, mengalami kenaikan 11,46% di periode yang sama tahun ini yang mencapai angka US$4.417,02 juta.
Industri tekstil menyumbang andil ekspor sebesar 42,42%, meliputi hasil kayu 16,17% dan hasil pabrik 10,91% masing masing sebesar US$ 205,80 juta US$82,26 juta, dan US$ 51,51 juta.
"Memang ekspor di bulan September turun dibandingkan bulan Agustus namun ekspor tahun ini lebih baik karena naik 11,46 persen dibandingkan tahun lalu" tuturnya, Senin (16/10/2017).
Menurunnya ekspor kali ini, menurut Margo, karena lesunya UMKM khususnya tekstil dan perkayuan di negara tujuan ekspor. Selain itu belum banyak permintaan dari negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman.
Lebih lanjut Margo mengimbau kepada setiap pelaku usaha untuk semakin mengembangkan usahanya agar nantinya angka ekspor di Jateng dapat meningkat.