Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan farmasi, PT Phapros Tbk., berencana menggelar penawaran umum perdana saham (IPO) dengan target dana Rp500 miliar-Rp800 miliar pada 2018.
Pada saat ini, Phapros telah menyandang status Tbk., namun sahamnya tidak diperdagangkan melalui sistem Bursa Efek Indonesia. Anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia/RNI (Persero) itu bakal IPO untuk mendapatkan dana yang akan digunakan untuk investasi.
Direktur Keuangan RNI Yana Aditya mengatakan Phapros sudah saatnya melakukan IPO karena pertumbuhan kinerjanya memungkinkan perusahaan tersebut melakukan investasi yang lebih besar lagi.
Investasi tersebut membutuhkan dana besar dimana salah satu sumbernya dapat berasal dari hasil IPO. "Di industri farmasi, peluangnya banyak sekali," kata Yana ketika ditemui di sela-sela acara pemberian penghargaan kepada RNI, Rabu (18/10/2018).
Selain membuat produk baru, Phapros akan menumbuhkan bisnisnya secara anorganik. Salah satu cara untuk tumbuh secara anorganik adalah dengan mengakuisisi pabrik farmasi lain. Yana mengatakan Phapros sedang menyeleksi sejumlah pabrik untuk diakuisisi.
Menurutnya, RNI sebagai pemegang saham Phapros sedang menyusun kajian, termasuk mengenai IPO itu, yang diharapkan selesai pada Oktober 2017.
Yana mengatakan RNI mendukung rencana IPO anak usaha yang telah memiliki pabrik farmasi di Semarang, Jawa Tengah tersebut.
RNI sekarang memiliki 56,6% saham Phapros dan sisanya dimiliki oleh publik. Dengan IPO tersebut, Yana mengatakan porsi kepemilikan RNI di Phapros mungkin dapat bertambah dari porsinya pada saat ini.