Bisnis.com, TEMANGGUNG – Industri pengolah kayu di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, dalam satu tahun terakhir kondisinya lesu.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Kabupaten Temanggung Heri Satwoko mengatakan mengatakan bahwa hal tersebut akibat pengurangan pembelian dari negara-negara importir dan ketatnya persaingan antarperusahaan di sejumlah negara industri.
Ia mengatakan bangsa pangsa pasar utama barecore dan plywood adalah Tiongkok. Dalam beberapa tahun ini, negara tersebut mengurangi pembelian hingga sekitar 30%.
Selain itu, industri pengolah kayu kini tidak hanya Indonesia, beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Vietnam, dan Kamboja, juga memproduksi dengan kapasitas tinggi.
"Pasokan tinggi, sedangkan permintaan menurun membuat harga barang menjadi murah karena semua ingin terbeli. Harga barecore misalnya dari Rp300.000 per lembar menjadi Rp230.000 per lembar," katanya, Selasa (24/10/2017).
Barecore dan plywood juga dipasarkan ke sejumlah negara lain, seperti di Uni Eropa dan Timur Tengah. Namun, pembelian mereka terbatas.
Menurut dia, industri pengolah kayu di Indonesia makin terpuruk dengan banyaknya regulasi yang dikeluarkan pemerintah yang dinilai mengekang kemajuan industri. Hal ini berbeda dengan negara tetangga yang cukup longgar sehingga industri berkembang dan harga barang bisa ditekan.
"Dampak kelesuan industri pengolah kayu adalah pemangkasan ongkos produksi, antara lain, dengan merumahkan karyawan," katanya.
Ia menyebutkan perusahaan pengolah kayu yang telah merumahkan karyawan, antara lain, di Parakan yang mencapai 900 karyawan. Perusahaan lain pun demikian, hanya jumlahnya bervariasi. "Langkah pengurangan ongkos produksi itu untuk eksistensi perusahaan," ujarnya.