Bisnis.com, YOGYAKARTA—Asosiasi Pengembang Rumah Sederhana Sehat Nasional (Apernas) DIY menargetkan pembangunan 1.000 rumah bersubsidi atau rumah murah pada 2019 nanti.
Sebagai langkah awal organisasi tersebut akan membangun 170 rumah di Bantul dan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) dengan kapasitas 420 unit di Sleman pada tahun 2018.
Sekretaris DPW Apernas DIY Suranto Ramli mengatakan untuk memenuhi target tersebut, saat ini pihaknya sedang mencari lahan di luar Kota Jogja. Sebabnya, lahan di kota sangat mahal. Jika lahan yang dibeli mahal maka tidak akan mungkin harga rumah atau rusunami bisa dijual dengan harga yang terjangkau.
Daerah yang menjadi sasaran utama, katanya, adalah Sleman, Bantul dan Kulonprogo. Daerah Gunungkidul menurutnya tidak terlalu memliki prospek yang bagus. Ia menambahkan untuk Kulonprogo, kemungkinan lahan yang akan dibeli berlokasi di wilayah yang berbatasan dengan Purworejo.
“Ada kmungkinan beli di pinggiran Purworejo sehingga masih terjangkau dan tidak jauh dari bandara. Sekitar bandara sekarang harga tanah jadi mahal. Kulonprogo daerah utara mudah-mudahan masih bisa,” ucapnya seusai bertemu dengan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Senin (30/10/2017).
Direktur Utama PT. Griya Bangkit Mukti, Wawan Surwanto yang merupakan pengembang yang digandeng Apernas DIY, mengatakan pihaknya akan segera membangun 170 rumah tipe 32 dengan luas tanah 60 meter persegi di Bawuran, Bantul. Sementara di Sleman akan dibangun Rusunami tipe studio dengan luas 20 meter persegi.
Ia mengatakan, saat ini izin kedua pembangunan proyek tersebut sedang diurus. Harga yang ditawarkan kepada masyarakat adalah Rp130 juta per unit. Wawan menargetkan tahun 2018 nanti pembangunan fisik sudah bisa dimulai.
Sementara itu, Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII), Profesor Sarwidi mengungkapkan, walaupun nantinya rumah dan Rusunawi yang dibangun adalah bangunan yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, namun kualitasnnya tetap akan diperhatikan.