Bisnis.com, SEMARANG - Paska putusan peraturan Menterinteri Kominfo no.21 tahun 2017, penjualan kartu perdana di Provinsi Jawa Tengah Turun hingga 20%. Karena diterapkannya sistem single identitas sehingga banyak pelanggan yang enggan membeli kartu baru.
Regional Head PT Smartfren North Central Java Arinto Utama mengatakan, saat ini memang turun penjualan ketimbang dengan bulan lalu ini juga karena peralihan dari CDMA ke GSM per tanggal 15 November 2017.
"Kami sedang mengalami penurunan penjualan awalnya dalam sebulan di Jateng dapat menjual 120.000 kartu dan bulan ini hanya 96.000 kartu perdana dari berbagai macam kuota yang dijual," ujarnya Selasa (7/11/2017).
Namun jika dilihat dari segi bisnis, peraturan tersebut belum pas dan masih merugikan bagi pembisnis. Namun kami tetap mematuhi peraturan tersebut dan membantu pelanggan. Sekarang sudah sekitar 30% dari total pelanggan Smartfreen yang telah teregistrasi.
Untuk pemasaran, pihaknya biasa memasarkan langsung ke agen konter yang tersebar di seluruh Jateng dengan rataan 75% dan 20% di gerai Smartfren serta minimarket 5%.
Sementara itu, Angga pelanggan setia Smartfren menuturkan kini lebih cenderung menggunakan mifi karena mudah dalam pengisian daripada harus membeli kartu pedana yang kini harus single identitas.