Bisnis.com, SEMARANG - Nilai Impor Minyak dan gas (Migas) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan cukup besar di bulan Oktober.
Peningkatan mencapai angka US$449,71 juta, atau naik US$221,20 juta dengan prosentase 96,80% dibandingkan bulan September yang hanya US$228,51. Sedangkan untuk year on year di bandingkan Januari hingga September tahun lalu naik 40,15%.
Kenaikan yang cukup besar ini dikarenakan, sangat tingginya pemakaian minyak yang banyak digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor. Sedangkan gas yang kini penggunaannya sangat besar karena, saat ini masyakarat kebanyakan menggunakan kompor gas untuk memasak sehari-hari.
Kepala Bidang Statistik dan Distribusi BPS Provinsi Jateng Sri Herawati mengatakan, memang migas penggunaannya sangat besar. Hal ini dikarenakan kendaraan bermotor pertumbuhannya sangat pesat hampir setiap orang memiliki sepeda motor, terlebih lagi di kota besar dengan mobilitas cukup tinggi.
"Impor migas di Jateng memang tinggi karena hasil dari dalam negeri belum bisa mencukupi kebutuhan yang sangat tinggi di 35 Kabupaten Kota dengan penduduk lebih dari 35 juta jiwa," tuturnya Senin (20/11/2017).
Sri menuturkan, negara yang biasanya memasok migas ke Jateng adalah Arab Saudi karena sumber minyak yang cukup banyak di negara tersebut sehingga Indonesia masih tergantung oleh negara tersebut.
Biasanya tren kenaikan impor migas akan berlangsung cukup lama hingga akhir tahun,karena banyaknya penggunaan di bulan November dan Desember yang relatif tinggi.