Bisnis.com, SOLO—Kesiapan Solo sebagai kota Meeting Incentive Convention and Exhibition (MICE) dirasa cukup oleh sejumlah Professional Conference Organizer (PCO) dan Professional Exhibition Organizer (PEO).
CEO PT Pundi Tata Prima, Wisnu Budi Sulaeman, mengatakan perkembangan kesiapan Solo untuk menunjang MICE sudah cukup pesat dibandingkan beberapa tahun terakhir. Dia mencontohkan infrastruktur seperti kesiapan jalan dan sektor transportasi udara melalui bandara sudah cukup bagus. Dari sektor akomodasi, hotel-hotel berbintang juga tumbuh pesat beberapa waktu terakhir.
Kendati demikian, hal yang perlu disiapkan untuk semakin menarik gelaran MICE di Solo adalah keunikan dan kekhasan yang ditawarkan. Pasalnya, peserta MICE, terutama dari mancanegara, cenderung ingin mendapatkan pengalaman hidup di tempat digelarnya MICE.
"Semakin majunya tingkat ekonomi dan pendidikan sebuah negara, penduduknya cenderung menginginkan pengalaman hidup ketimbang barang. Oleh karena itu, ketika ada tawaran acara ini, saya minta inisiator acara untuk bisa mempertemukan dengan teman-teman yang punya produk unik. Seperti program outbond, kereta Klutuk Jaladara, makan malam ala keraton, dan lain lain. Atau bisa seorang expert yang menyampaikan makna filosifos wayang dan batik," kata dia kepada wartawan di sela acara MICE Mart 2017 di Paragon Hotel and Residences Solo, Rabu (22/11/2017).
Dia menambahkan kelebihan lain yang dimiliki Solo adalah biaya akomodasi yanh lebih terjangkau dibandingkan kota-kota besar lain di Indonesia. Sehingga hal tersebut cukup menarik. Namun dia juga menyayangkan jadwal penerbangan internasional yang masih minim di Solo.
"Pasar MICE sekarang yang paling potensial adalah negara-negara ASEAN. Karena sekarang MEA telah dicetuskan, banyak sekali meeting-meetinf yang digelar oleh negara-negara ASEAN. Mungkin karena keterbatasan promosi, kita jadi kurang maksimal menangkap peluang itu," sambung dia.
Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Solo sekaligus pemilik Sinergi Event, Daryono, mengatakan MICE Mart 2017 merupakan upaya stakeholder MICE di Solo untuk mempromosikan Solo dari sektor MICE. Stakeholder tersebut meliputi Pemkot Solo, INCCA Solo, PHRI, IHGMA, Garuda Indonesia, dan sejumlah hotel.
"Secara faktual, 80% pendapatan hotel masih didominasi sektor MICE. Kedua, bisnis leasure masih tumbuh di bawah 10%. Maka dari itu, kami mengajak PCO [Professional Conference Organizer] atau PEO [Professional Exhibition Organizer] untuk datanh ke sini dan merasakan sensasinya. Sebagai Kota Budaya, Solo layak dikembangkan di sektor MICE sebagai pembeda dibandingkan MICE di kota lain," kata dia.
Sebanyak 20 PEO atau PCO dari Jakarta diajak menyusuri penunjang MICE di Solo selama tiga hari mulai Rabu hingga Jumat (22-24/11). Ada 10 hotel yang di kunjungi selama kegiatan tersebut yakni Lorin Hotel, Alana Hotel, Solo Paragon Hotel and Residences, Alila, Novotel, Hotwl Loji, Hotel Aziza, Hotel Indah Palace, Hotel Sahid Jaya Solo, The Royal Surakarta Heritage, Best Western Premier, Swiss-Belinn Saripetojo Solo, dan Hotel Sala View.
Setelah itu, mereka di ajak table top di Ndalem Wuryoningratan dengan berpakaian adat Jawa pada Kamis (23/11). "Jadi kami menonjolkan sisi heritage-nya melalui table top di Ndalem Wuryoningratan. Kami menekankan MICE di Solo tidak melulu di hotel saja. Pada Jumat, kami ajak mereka naik jeep di Kebun Teh Kemuning, Karanganyar menuju Segorogunung. Itu untuk memperlihatkan paket incentive," tambah dia.