Bisnis.com, SOLO – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI mengingatkan pemerintah daerah dan pelaku usaha di Jawa Tengah harus mengantisipasi ledakan ekonomi yang akan terjadi di wilayah ini seiring hampir rampungnya pembenahan infrastruktur dasar oleh pemerintah pusat.
Kepala BKPM Thomas Lembong menuturkan dalam 5 tahun terakhir pemerintah terus menggesa pembangunan sarana dasar mulai dari ketersediaan listrik, infrastruktur penghubung baik jalan nasional maupun jalan tol hingga bandara.
Untuk itu, Lembong memperkirakan, tiga sektor utama akan berkembang pesat ke wilayah ini. Sektor ini meliputi pariwisata, sektr padat karya serta teknologi.
“Kami menghimbau pemerintah pusat dan daerah [di Jawa tengah] membangun cruise terminal (pelabuhan kapal pesiar), karena sektor ini akan meledak baik pesiar maupun kapal yacht,” kata Lembong di Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2017 di Solo, Rabu (23/11/2017).
Lembong mengatakan, saat ini Singapura sebagai kawasan penghubung mencatatkan pertumbuhan penumpang kapal pesiar ke negara pulau itu naik 10%-15% setiap tahunnya. Mereka juga telah merampungkan sarana dan prasarana raksasa untuk menunjang bisnis pelayanan ini.
Maka Indonesia, khususnya Jawa tengah dapat memetik keuntungan dengan menarik wisatawan mancanegara itu berkunjung ke Jawa Tengah. Apalagi, kata dia, wilayah ini memiliki budaya dan objek wisata monumental seperti Candi Borobudur.
“Kapal pesiar itu, sekali datang 10.000 wisatawan mancanegara langsung masuk,” katanya.
Sektor lain yang perlu diantisipasi dunia usaha dan pemerintah adalah berkembangnya sektor padat karya. Lembong mengingatkan Jawa Tengah memiliki sumber daya manusia yang besar dan bermental bermitra dengan dunia usaha. Keunggulan ini masih ditambah dengan upah minimum propinsi (UMP) yang lebih murah dibandingkan provinsi sekitarnya seperti DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
“Keunggulannya [Jawa Tengah] bukan soal UMP murah saja, tapi juga kondusif, ramah dan mental bermitra, itu budaya kerjanya sangat penting bagi dunia usaha,” katanya.
Dengan mental pekerja yang mau belajar, bekerja keras dan mencari solusi atas setiap permasalahan, maka investor akan sangat nyaman menanamkan investasinya di wilayah ini.
Sedangkan potensi ketiga, yang harus diantisipasi ledakan ekonominya adalah demografi jawa Tengah yang sebagain besar berisi usia produktif dan relatif muda.
Dia mengatakan dengan postur demografi ini, maka komitmen Presiden Joko Widodo mengembangkan ekonomi digital harus disambut oleh dunia usaha Jawa Tengah.
Apalagi, kolaborsai koridor ekonomi Yogyakarta, Solo dan Semarang (Joglo Semar) memiliki beragam kampus ternama yang diisi oleh anak-anak muda berkemampuan baik.
“Perpaduan antara digital, budaya dan geografi muda maka sektor digital akan tumbuh pesat di sini,” katanya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan Jawa Tengah untuk agresif mengundang masuknya investasi ke wilayah ini. Investasi, kata dia, akan mendatangkan kemajuan ke daerah karena mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat daya saing.