Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Terompet di Ngaglik Tak Semeriah Tahun Lalu

Produksi terompet di Kampung Terompet, Ngaglik, Bulukerto, Wonogiri tiap tahun terus berkurang. Penurunan produksi terompet menyebabkan penghasilan para pengrajin turun hingga 50 persen.

Bisnis.com, WONOGIRI--Produksi terompet di Kampung Terompet, Ngaglik, Bulukerto, Wonogiri tiap tahun terus berkurang. Penurunan produksi terompet menyebabkan penghasilan para pengrajin turun hingga 50 persen.

Menurunnya penghasilan pembuat dan penjual terompet itu membuat sebagian warga Ngaglik beralih profesi sehingga produksi terompet berkurang. Menurutnya, para warga justru banyak yang beralih membuat mainan anak-anak. "Tahun ini banyak warga yang tidak membuat terompet karena pembelinya juga menurun," ujar Kepala Desa Ngaglik, Romi Prama Putra kepada JIBI, Jumat (22/12/2017)

Ia menilai ada dua penyebab menurunnya pembeli terompet kertas yakni persaingan dengan terompet plastik dan temuan tahun lalu terompet berbahan kertas Al-Quran. Dulu, di Ngaglik hampir setiap warganya membuat terompet ada sekitar 80 persen. "Namun setelah ada terompet plastik/ cina, jumlah pembuat terompet tingga 60 persen," ungkapnya.

Sementara itu, temuan terompet dari kertas al-quran menyebabkan penghasilan penjual terompet berkurang drastis hingga 50 persen. "Temuan tersebut membuat kondisi pasar sepi, tidak hanya di Wonogiri namun juga di daerah lain. Kalau dulu, satu orang bisa mengantongi hingga Rp15 juta sekarang hanya bisa Rp7 juta," imbuhnya.

Terompet buatan dari Ngaglik itu sudah merambah hingga ke semua pulau di Indonesia, mulai Sumatra, Kalimantan, hingga Papua. Bahkan, sebagian terompet dari Malaysia juga dikirim dari Ngalik. "Sebenarnya, terompet kertas lebih unggul dari sisi keindahannya dari terompet plastik. Namun terompet plastik kebih awet," jelasnya.

Sementara penjual terompet, Bejo, 58, warga Bendo RT 002/RW 001, Ngaglik, Bulukerto, mengaku tidak berani membuat terompet dengan jumlah banyak. Kali ini ia hanya membuat 500 terompet, padahal biasanya ia membuat 1.000 terompet. Ia akan menjajakan terompet buatannya ke Surabaya dan Sidoarjo mulai Kamis (28/12) mendatang. "Membuat hanya 500 terompet karena belakangan ini pembeli menurun, kalah dari terompet plastik," ujarnya.

Sementara penjual lain, Sri Lestari, warga Soko RT 001/RW 008 Ngaglik, Bulukerto, mengaku hanya membuat 350 terompet. Setiap terompet seharga Rp15.000-Rp20.000 untuk terompet naga ukuran sedang. Sementara, terompet naga ukuran besar dijual seharga Rp80.000-Rp90.000.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper