Bisnis.com, SEMARANG - Harga Komoditi bawang merah yang sempat anjlok beberapa waktu lalu sehingga membuat para petani resah. Untuk itu Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melakukan langkah cepat menanggulanginya dengan berbagai macam cara yang telah dipersiapkan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jateng Arif Sambodo mengatakan, panen raya secara besar-besaran di sejumlah kabupaten seperti Brebes, Temanggung, Demak, Boyolali, Tegal serta Grobogan menyebabkan turunnya harga bawang merah di titik terendah.
Selain panen raya, penyebab lain turunnya harga bawang merah adalah curah hujan yang tinggi menyebabkan kualitas kurang bagus untuk dijual.
"Kami dari Pemerintah Provinsi Jateng melakukan berbagai upaya, salah satunya bekerjasama dengan Bulog untuk menyerap bawang merah dengan harga Rp14.000 perkilogramnya, sesuai dengan perintah dari Kementrian Pertanian untuk penyerapan kali ini," ujarnya Kamis (4/1/2018).
Selain itu Pemerintah Provinsi juga bekerjasama dengan Kementerian Dalam Negeri, dengan memerintahkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk membantu menyerap bawang merah dengan harga yang menguntungkan bagi para petani.
Kemudian Bank Indonesia juga turut membantu penyerapan, dengan membeli bawang merah untuk dijual ke PD Pasar Jaya. Bahkan para Aparatur Sipil Negara (ASN) Provinsi Jateng juga turut membantu membeli sebanyak 13 ton dengan harga Rp18.000 perkilogramnya.
Menurutnya Kabupaten Brebes, menjadi penyumbang terbanyak produksi bawang merah dengan angka 80% untuk tingkat Provinsi Jateng, serta 30% dalam skala nasional.
"Sarapan bawang merah cukup banyak untuk menanggulangi anjloknya harga bawang merah seperti Bulog hingga saat ini sudah menyerap 65 ton, sementara Untuk BI akan menyerap 4 ton yang akan dibawa ke PD Pasar Jaya DKI Jakarta," tambahnya.
Dalam sekali panen Arif mengungkapkan, petani Kabupaten Brebes bisa menghasilkan 77 ton bawang merah siap jual dengan berbagai macam kualitas bawang merah.
Pemerintah Provinsi juga melakukan upaya penyerapan bawang merah, melalui Ekspor ke sejumlah negara terutama beberapa negara kawasan Asia sebagai pasar yang cukup potensial.
"Menghadapi panen raya yang cukup melimpah Dinperindag Jateng akan membangun gudang khusus penyimpanan bawang merah di Kabupaten Brebes serta menambahkan alat pengering bawang agar mutu lebih baik," ujarnya.
Penyerapan secara besar-besaran nampaknya tak terpengaruh pada harga bawang di Kota Semarang. Seperti pedagang Pasar Peterongan Semarang, Hana mengatakan jika harga bawang pada tahun baru alami kenaikan sekitar Rp5.000 perkilogramnya.
"Harga bawang merah terus naik minggu lalu harganya Rp15.000 kini menjadi Rp20.000 cukup mahal meskipun pasokan sedang banyak," tuturnya.
Menurutnya harga bawang mengalami kenaikan disebabkan oleh masalah distribusi yang terhambat. Stoknya bawang di tengkulak berkurang pada awal tahun baru ini. Jadi harga terus merangkak naik.
Hal yang sama juga dialami pedagang sayuran Pasar Gayamsari, Sukarni menjelaskan jika harga sayuran termasuk bawang alami kenaikan pada tahun baru dan setelah tahun baru.
"Bawang merah berada di angka Rp19.000 perkilogram sebelumnya hanya Rp14.000 naik sekitar Rp5.000 Menurut saya karena stok di Kota Semarang menipis," pungkasnya.