Bisnis.com, SEMARANG – Sebagai upaya mencegah banjir yang kerap kali menggenangi kawasan Semarang bagian timur hingga utara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juwana melakukan normalisasi kali Banjir Kanal Timur (BKT).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan saat ini pemerintah sedang melakukan berbagai upaya dalam penanggulangan banjir yang kerap kali datang saat musim penghujan di Semarang dan Pekalongan.
“Normalisasi kali ini adalah langkah nyata Pemprov Jateng mencegah adanya banjir serta rob yang kerap kali singgah di pemukiman warga kawasan pesisir utara Jateng. Tak jarang air surut cukup lama sehingga meresahkan masyarakat,” tuturnya Jumat (5/1/2018).
Nantinya proyek yang sudah dimulai 27 Desember 2017 itu akan menghadapi banyak kendala, namun pemerintah optimistis akan menyelesaikan proyek ini tepat waktu.
Sosialisasi juga terus dilakukan kepada warga yang tinggal sekitar kali banjir kanal timur, untuk tidak membuang sampah sembarangan, serta meminta bantuan untuk mengedukasi masyarakat agar hidup sehat.
“Banjir merupakan PR [pekerjaan rumah] berat bagi pemerintah. Untuk itu, sesuai dengan instruksi presiden, agar banjir segera ditangani melalui Kementerian PUPR untuk membangun serta menormalisasi sungai yang kerap kali meluap saat musim penghujan,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Semarang Heverita Gunaryanti Rahayu menambahkan untuk mengatasi banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang belum direlokasi, Pemerintah Kota Semarang telah melakukan sosialisasi dengan memindahkan warga serta PKL ke tempat lain.
“Kami sudah sejak tahun lalu memindahkan PKL yang berjumlah ribuan orang ke Pasar Klitikan Penggaron dan warga bantaran ke rumah susun,” ujarnya.
Selain itu, Kepala BBWS Pamali Juwana Ruhban Ruzziyatno menjelaskan proyek normalisasi kali Banjir Kanal Timur akan berlangsung selama 720 hari dimulai 27 Desember 2017 sampai 16 Desember 2019 untuk tahap 1.
Untuk panjang kali yang dinormalisasi tahap 1 Yani 6,7 km mulai dari Jembatan Majapahit hingga ke hilir yakni kawasan Tambak Lorok. Sementara tahap kedua, dimulai dari Jembatan Majapahit sampai Pucang Gading dengan panjang 7,9 km sehingga jika ditotal normalisasi BKT mencapai 14,6 km.
“Proyek normalisasi nanti akan melewati 4 kecamatan yakni Semarang Timur, Gayamsari, Semarang Utara, dan Genuk, kegiatan ini terintegrasi mengatasi rob serta banjir dikota Semarang,” bebernya.
Normalisasi BKT memakan biaya Rp485 miliar dengan menggandeng tiga kontraktor yakni tahap 1 Nindya Karya-Bumi Karsa KSO, tahap 2 Jaya Konstruksi-Indotekhnik, tahap 3 Basuki-Hidup indah KSO.
Nantinya kali Banjir Kanal Timur akan berbentuk landscape, yang sangat indah dipandang bisa menjadi potensi wisata seperti sebelumnya pernah terjadi Banjir Kanal Barat.
“Setelah jadi nanti BKT bisa menjadi wisata serta sarana olahraga yang mumpuni, seperti jogging track serta adanya taman di pinggir-pinggir sungai yang indah,” tambahnya.
Lebih lanjut Rubhan berharap, agar proyek ini cepat selesai tanpa menemui banyak kendaraan agar nantinya masyarakat tidak mengalami banjir seperti pada tahun sebelumnya.