Bisnis.com, SOLO—Panitia Solo Great Sale (SGS) 2018 akan lebih menertibkan pendataan tamu di hotel selama program tahunan ini berlangsung. Hal ini mengingat banyak transaksi yang tidak tercatat di hotel padahal potensinya besar.
Ketua Umum SGS 2018, Sri Haryanto atau yang akrab disapa Gareng menyampaikan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo selalu mendukung kegiatan ini sejak kali diadakan pada 2015 silam. Bahkan tidak hanya hotel yang berada di Solo tapi juga luar Solo, seperti di daerah Colomadu dan Solo Baru. Namun diakuinya selama ini belum semua karyawannya menginput transaksi yang terjadi sehingga banyak realisasi yang belum tercatat.
Oleh karena itu, administrasi pencatatan transaksi akan lebih diperketat. Apalagi di tahun ini, target transaksi ditarget naik dua kali lipat dari realisasi tahun lalu, yakni menjadi Rp400 miliar selama sebulan.
“Kami optimistis target tersebut tercapai karena setiap kali pelaksanaan, realisasi transaksi selalu melebihi target. Namun hal ini butuh komitmen dari semua pihak, terutama tenant untuk menginput data transaksi,” ungkap Gareng kepada wartawan di Sekretariat Panitia SGS 2018, Jumat (5/1/2018).
Ketua PHRI Solo sekaligus Ketua III SGS 2018, Abdullah Soewarno, menyampaikan penertiban dalam pengisian data dan penyerahan kartu ke tamu akan lebih diperketat di tahun ini.
Menurut dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memberi kemudahan berupa potongan pajak 30% selama acara berlangsung. Oleh karena itu, tenant pun berkontribusi untuk menyukseskan kegiatan yang diharapkan dapat meramaikan low season ini.
“Kami berharap kerja sama dari pelaku perhotelan untuk input data. Nantinya akan ada evaluasi mengenai data yang dilaporkan ke panitia dan ke Pemkot. Apabila ada perbedaan, tidak menutup kemungkinan pemberian keringanan [potongan pajak 30%] akan dikaji kembali,” terangnya.
Ketua II SGS 2018, David R. WIjaya, menyampaikan nantinya akan dibuat memorandum of understanding (MoU) antara panitia dengan tenant untuk pelaporan data. Sosialisasi dan training akan diberikan ke petugas penginput data. Petugas tersebut diharapkan dapat menyerahkan kartu SGS sejak tamu check in.
Hal ini supaya saat bertransaksi di tempat lain juga bisa langsung digunakan untuk menambah poin, seperti saat berbelanja batik, oleh-oleh, maupun menyantap kuliner khas Solo. Apalagi nilai tukar poin hanya Rp50.000 untuk satu poin.
Terkait promo, David mengatakan diserahkan ke masing-masing tenant. Namun diharapkan tenant mampu bekerja sama untuk memberikan gimik untuk menarik lebih banyak tamu datang, diantaranya membuat paket dengan maskapai maupun bundling voucher dengan toko ritel.
General Manager (GM) Swiss Belinn Saripetojo, Faisal Trenggono, menyampaikan promo yang diberikan tidak hanya untuk kamar tapi juga food and beverage (fnb). Namun dia masih enggan merinci promo yang akan ditawarkan. Lebih lanjut, dia mengaku siap mendukung penertiban administrasi yang diminta oleh panitia.