Bisnis.com, KULON PROGO—Seorang warga negara Belanda bernama Wibie Wakker menjalankan misi keliling dunia dengan mengendarai mobil listrik demi mengampanyekan kendaraan ramah lingkungan.
Kedatangan tamu dari luar negeri sebenarnya sudah biasa bagi Wildlife Rescue Centre (WRC) Jogja di Dusun Paingan, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo. Beberapa relawan yang ikut membantu kegiatan di pusat perlindungan satwa tersebut juga juga merupakan warga negara asing. Namun, tamu pagi itu terlihat istimewa karena mengaku datang dari Negeri Kincir Angin dengan mengendarai mobil bertenaga listrik.
Tamu tersebut bernama Wibie Wakker. Dia memodifikasi mesin konvensional pada volkwagen golf variant miliknya menjadi mobil listrik mulai 2009 lalu. Setelah beberapa kali percobaan, dia berhasil membuat mobil listrik bertenaga 150 kW dengan kapasitas baterai sebesar 37 kWh. Kendaraan itu mampu menempuh jarak hingga 200 km berbekal baterai penuh energi setelah pengecasan selama 12 jam.
Mahasiswa asal Belanda yang akrab disapa Wibie itu kemudian memulai perjalanan keliling dunia bersama mobil listriknya sejak Maret 2016. “Since March 2016, I’m traveling from Holland to Australia in a fully electric car. I’m traveling without money but share energy to reach the destination,” kata Wibie saat mampir ke WRC Jogja pada 29 Desember 2017 lalu.
Begitulah konsep perjalanan Wibie. Dia berharap tidak mengeluarkan uang sepeserpun untuk membeli bahan bakar. Ternyata banyak warganet yang menyatakan siap mendukung proyeknya dan bersedia membantu dengan memberi energi listrik, makanan, hingga tempat untuk bermalam. Hanya saja, rute dan jadwal perjalanan Webie menjadi terkesan acak karena tergantung donatur. Namun, justru itulah tantangan yang membuat perjalanan Webie lebih berkesan.
Perjalanan panjang Wibie tidak selalu mulus. Dia menyontohkan, mesin mobil listrik sempat mengalami kerusakan saat singgah di India karena kondisi jalan yang buruk. Meski begitu, dia mampu mengatasi hambatan itu. Salah satunya juga berkat bantuan dari warga negara setempat.
Sebelum sampai di Indonesia, Wibie sudah singgah di 31 negara lain. Indonesia menjadi negara ke-32 setelah dia mengunjungi Malaysia. Wibie masuk Indonesia melalui Kalimantan lalu menyeberangi Laut Jawa menuju Semarang, Jawa Tengah. Perjalanannya diteruskan ke DIY sebelum kemudian lanjut ke Surabaya Jawa Timur, Bali, dan yang terakhir Australia sebagai destinasi final.
Wibie punya alasan khusus untuk mampir ke Kulonprogo hari itu. Dia ingin melihat bagaimana perawatan satwa liar di WRC Jogja. Menurutnya, ada kesamaan visi antara dirinya dan WRC Jogja. Meski bentuknya berbeda, kegiatan penyelamatan satwa liar di WRC Jogja sejalan dengan proyek mobil listrik yang fokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Keduanya bisa dibilang sama-sama bergerak di bidang konservasi alam.
Wibie lalu berharap semakin banyak orang di dunia yang tertarik mengembangkan dan mengendarai mobil listrik. “Electric car is very cheap. You don’t need money to run the car. It’s very powerfull. It’s definitely that electric car is the car of the future,” ujar dia.
Ketua Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta (YAKY), Tarko Sudiarno menyebut perjalanan Wibie sebagai bentuk kampanye kendaraan ramah lingkungan. Dia bahkan tidak melewatkan kesempatan untuk menjajal mobil listrik milik Wibie. “Mobil listrik ini sangat bagus untuk kampanye hemat energi dan kendaraan tanpa polusi. Bagus sekali kalau bisa diproduksi massal,” ungkap Tarko.
Tarko juga berharap Wibie ikut mengampanyekan gerakan penyelamatan satwa liar setelah berkunjung ke WRC Jogja. “Semoga bisa tersiar ke dunia internasional bahwa di Jogja yang kecil ini ada tempat yang fokus pada kelestarian lingkungan,” ucap dia.
Usai dari Kulonprogo, Wibie beranjak ke Jogja. Dia pun bertemu dengan beberapa orang. Salah satunya adalah Wiwin, warga Kricak, Tegalrejo, Jogja. “Ketemu saya sejak malam tahun baru. Lalu main ke rumah hari Senin (1/1) dan sempat menginap semalam sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya,” ungkap Wiwin, saat dihubungi Sabtu (6/1) kemarin.
Wiwin mengatakan, Wibie juga mengisi ulang daya baterai mobil listrik di rumahnya. Kebetulan, Wiwin sendiri tertarik mengembangkan kendaraan ramah lingkungan. Sejak 2011, dia pun berusaha membuat sepeda, motor, hingga mobil listrik. Wiwin jelas antusias dengan kedatangan Wibie, begitu pula sebaliknya. Mereka menghabiskan banyak waktu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman.
“Dia bertanya tentang kenapa saya inovasi kendaraan listrik dan apa saja yang sudah dibikin. Saya memang hobi dengan teknologi terbarukan. Suka otak-atik lalu ingin punya kendaraan yang lingkungan tanpa BBM,” kata Wiwin.