Bisnis.com, SEMARANG - Sebagai upaya menstabilkan harga bahan pangan khususnya beras Bulog Divisi Regional (Divre) Jateng lakukan operasi pasar yang tersebar di 35 Kabupaten/Kota.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng Djoni Nur Ashari mengatakan, operasi pasar saat ini menitikberatkan pada 15 pasar penyumbang inflasi di seluruh Jawa Tengah seperti ,Semarang, Surakarta, Cilacap, Banyumas serta Tegal.
"Kami dari Bulog Divre Jateng menyediakan 30.000 ton beras, yang akan didistribusikan ke sejumlah pasar tradisional besar yang ada di Jateng. Kegiatan ini dilakukan, serentak seluruh Indonesia dengan maksud mengendalikan harga beras," ujarnya Selasa (9/1/2018).
Operasi pasar kali ini, selain di 15 pasar tersebut namun pasar lain yang mengalami kekurangan stok beras akan dilakukan upaya serupa. Rencananya operasi pasar akan dilakukan hingga Maret, sampai seluruh harga beras sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
Sementara itu, untuk pasokan mencukupi bahkan sudah aman sampai beberapa bulan kedepan. Dan untuk harga beras masih stabil terutama beras premium yang masih dibawah (HET).
"Saat ini yang mengalami kenaikan hanya beras tipe medium melebihi HET. Harga ditetapkan yakni Rp9.450 perkilogram namun beberapa pasar sudah ada yang menjual beras medium sebesar Rp10.000 perkilogramnya, sebab beras ini mempunyai varian cukup banyak sehingga harganyapun beragam," tambahnya.
2018 diprediksi akan ada panen raya yang bisa menghasilkan beras mencapai 425.000 ton, meningkat dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 378.000 ton. Selain itu, konsumsi beras masyarakat Jateng cukup tinggi pertahun yakni mencapai 120 kilogram perkapita.
Bulog Divre Jateng juga melakukan pengiriman beras menuju ke Provinsi DKI Jakarta sebanyak 10.000 ton, upaya ini membantu penyediaan stok beras sejumlah pasar tradisional DKI.
"Bulan Maret nanti, akan ada panen raya disejumlah tempat kita berharap agar panen berhasil dan beras yang dihasilkan melimpah untuk stok beras selama tahun 2018," tuturnya.
Untuk pengamanan, Kasubdit 1 Indagsi (Industri Perdagangan dan investasi) Ditreskrimsus Polda Jateng, AKBP Egi Adrian Suez menjelaskan kepolisian sudah melakukan pengecekan ke sejumlah gudang jika ada dugaan penimbunan beras.
Egi mengungkapkan, selama ini Polda Jateng terus melakukan operasi guna menindak pedagang nakal yang menimbun beras. Karana dalam peraturan timbunan bahan pangan hanya untuk waktu 3 bulan saja.
"Meskipun belum ada temuan, kepolisian terus melakukan razia melalui satgas mafia pangan, dan menghimbau masyarakat untuk melaporkan Ditreskrimsus Polda Jateng jika menemui ada oknum yang melakukan penimbunan bahan pangan," pungkasnya.