Bisnis.com, SEMARANG—Perekonomian Jawa Tengah pada 2017 tumbuh positif dengan topangan industri utama yakni industri pengolahan dan perdagangan besar-eceran.
Kepala Bank Indonesia Jateng DIY Hamid Ponco Wiyono mengatakan pada triwulan III 2017, lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan menunjukkan perbaikan pertumbuhan dibanding triwulan yang sama tahun 2016.
"Menurut catatan kami industri pengolahan berada di angka 34,16% pertanian, kehutanan dan perikanan 15,84% dan perdagangan besar-eceran dan reparasi mobil-sepeda motor 13,33%," ujarnya pada Kamis (18/1/2018)
Menurutnya pertumbuhan pada lapangan usaha industri pengolahan didorong oleh perbaikan kinerja industri berorientasi ekspor sebagai pengaruh membaiknya perekonomian global.
"Pilkada di prediksi industri garmen akan meningkat mencapai 12%. Selain itu, Pariwisata, industri kreatif dan industri pengetahuan pada tahun 2018 akan cukup meningkat di Jawa Tengah," tuturnya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jateng Frans Kongi menuturkan, bahwa momentum pilkada menjadi peluang bagi pengusaha menanamkan modal di Jateng.
Nantinya masyarakat Jateng akan merasakan euforia yang besar menyambut pemimpin baru, dan untuk kalangan pengusaha merupakan saat yang tepat memperluas dan mengembangkan usaha.
"Ya pilkada serentak 2018 semoga berjalan baik serta kondusif, jika tidak terjadi gejolak maka dipastikan banyak investor baru yang akan menuju ke Jateng untuk melebarkan sayap bisnis yang digeluti," kata Frans.
Industri pengolahan masih menjadi unggulan Jateng tahun ini, sebab dari data yang dihimpun sampai saat ini penopang ekspor terbesar adalah tekstil. Selain itu, pengusaha juga bisa mengambil hati masyarakat daerah membuka lapangan kerja baru.