Bisnis.com, SEMARANG - Perkembangan Indeks Harga Konsumen (Inflasi) di Provinsi Jawa Tengah bergerak dikarenakan, naiknya harga beras, cabai rawit, daging ayam, dan tarif rumah sakit. Diketahui bahwa pada Januari kali ini Jateng mengalami kekurangan beras. Ini terjadi di beberapa daerah terutama bagian selatan Jateng.
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jateng Margo Yuwono mengatakan, Januari 2018 di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,88% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,48. Inflasi di Jawa Tengah terjadi di semua (enam) kota SBH yakni Cilacap, Tegal, Kudus, Purwokerto, Semarang dan Surakarta.
Sementara itu, Tingkat inflasi tahun kalender (Januari 2018 terhadap Desember 2017) sebesar 0,88% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2018 terhadap Januari 2017) sebesar 3,42%.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks semua kelompok pengeluaran yang ada yakni kelompok bahan makanan sebesar 3,38% diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,75% kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,54%, kelompok sandang sebesar 0,29%, kelompok perumahanan listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,20%," Kata Margo pada Kamis (1/2/2018).
Selain itu, lanjut Margo beberapa kelompok juga mengalami penurunan yakni transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami penurunan indeks (deflasi) sebesar 0,28%.
Sebenarnya pemerintah provinsi sudah menekan laju inflasi dengan cara operasi pasar. Sebab, salah satu penyumbang inflasi terbesar Jateng adalah naiknya harga beras secara bersamaan di 35 Kabupaten/Kota.
"Harga beras yang melambung beberapa waktu lalu membuat inflasi terus mengalami peningkatan terutama di Kota Cilacap. Sebab, daerah tersebut merupakan penyumbang inflasi terbesar yakni 1,33%. Inflasi yang terjadi di Cilacap bukan hanya karena beras namun komoditas lain seperti rokok, jeruk dan daging ayam turut menyumbang inflasi untuk kota ini," tambahnya.
Lebih lanjut Margo menambahkan, jika angka inflasi pada Februari nanti diperkirakan turun sebab kini harga beras sudah mulai berangsur stabil terutama untuk kota besar di Provinsi Jateng.