Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengembangkan potensi pariwisata dengan membuka banyak desa wisata terutama di beberapa daerah potensial. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi di desa wisata baru dan memajukan perekonomian masyarakat.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Prambudi mengatakan, pengembangan desa wisata sudah lama direncanakan, namun belum bisa terealisasi karena anggaran yang belum turun. Beberapa obyek wisata seperti Candi Borobudur bisa menjadi percontohan desa wisata. Sebab, bukan hanya obyek wisata yang ramai, desa di sekitar Candi Borobudur juga merasakan dampak ekonomi.
"Saya kira sudah saatnya pariwisata Jateng maju karena potensi wisata cukup banyak yang belum digarap dengan maksimal. Untuk itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat desa dengan membuat desa wisata," ungkap Prambudi Kamis (1/2/2018).
Nantinya, lanjut Prambudi, masyarakat desa akan diberdayakan, sesuai dengan potensi yang ada dan program ini tentunya membutuhkan dukungan penuh dari warga. Pertama yang harus dilakukan untuk membuat desa wisata adalah membuat Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Prambudi mencontohkan, di Dieng Pokdarwis cukup berhasil meningkatkan perekonomian yang ada disana, terutama saat event besar seperti Dieng Culture Festival. Dimana dalam gelaran tersebut masyarakat memperoleh keuntungan mencapai Rp6,5 miliar dalam 3 hari saja.
"Di Dieng Pokdarwis amatlah aktif dalam mengembangkan potensi wisata disana, seperti Gunung Prau, Lembah Sikunir, Telaga Warna dan beberapa destinasi wisata unggulan disana. Selain itu, anak muda haruslah turut serta mengembangkan potensi wisata yang ada di desanya karena anak muda mempunyai semangat memajukan desanya," tambahnya.
Setelah adanya desa wisata, tentunya perekonomian masyarakat desa akan terangkat tergantung dari daerah tersebut apa saja paket wisata yang di tawarkan, serta cinderamata yang akan dijadikan oleh oleh para pelancong yang singgah di desa wisata tersebut.
Lebih lanjut Prambudi menambahkan Provinsi Jateng ada beberapa desa potensial, seperti di kawasan Borobudur, Sangiran, Dieng dan Karimun Jawa yang merupakan magnet utama wisatawan untuk tinggal lebih lama.
"Empat destinasi unggulan seperti Karimun Jawa, Sangiran, Borobudur dan Dieng masih menjadi daya pikat wisatawan lokal dan luar negeri untuk singgah dengan waktu yang cukup lama. Sehingga beberapa desa disana sudah siap menampung wisatawan untuk menginap," ujarnya.
Sementara itu, Kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) ke Jawa Tengah pada bulan Desember 2017 tercatat menyentuh angka 3.070. Angka tersebut terbilang menurun dari kunjungan wisman dari bulan November 2017 yang sebanyak 3.076 kunjungan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono merinci, adapun kunjungan wisman melalui pintu Bandara Ahmad Yani pada Desember 2017 sebanyak 2.354 kunjungan, dimana angka tersebut turun 0,30% bila dibandingkan kunjungan bulan sebelumnya yang mencapai 2.361 kunjungan.
Sedangkan wisman melalui pintu masuk Bandara Adi Sumarmo pada Desember 2017 mengalami kenaikan dibandingkan bulan November 2017. Yakni dari 715 menjadi 761 kunjungan. "Kunjungan Wisman paling banyak berasal dari negara Malaysia yaitu 880 kunjungan, disusul Singapura 448 dan India 78 kunjungan," katanya.