Bisnis.com, YOGYAKARTA – Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta pada Januari 2018 sebesar 0,55%, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Desember 2017 sebesar 0,9% sekaligus lebih rendah dari inflasi nasional sebesar 0,62%.
Bahkan, inflasi tersebut juga tercatat lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi Januari lima tahun terakhir sebesar 0,78% month on month/m-o-m.
Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, Jumat (2/1/2018), menurunnya tekanan inflasi sejalan dengan kembali normalnya konsumsi dan kunjungan wisatawan setelah libur Natal dan Tahun Baru.
Hal ini tercermin dari menurunnya tekanan inflasi volatile food dan administered prices, sedangkan kelompok inti masih memberikan andil terhadap peningkatan inflasi.
Berdasarkan disagregasinya, kelompok volatile food mengalami inflasi 2,03% m-o-m dengan andil 0,34% m-o-m pada Januari 2018, menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 3,91% m-o-m.
Pencapaian tersebut juga lebih rendah dibandingkan rata-rata historis Januari dalam lima tahun terakhir yaitu 2,58% m-o-m.
Koreksi harga telur ayam ras dan bawang merah menahan tekanan laju inflasi volatile food lebih dalam. Kembali normalnya produktivitas ayam petelur (layer) pascawabah virus H9N2 mendorong penurunan harga telur ayam ras ke level Rp22.000 per kg pada Januari 2018.
Selain itu, melimpahnya pasokan dan kelancaran distribusi bawang merah memberikan kontribusi pada penurunan inflasi volatile food. Di sisi lain, harga komoditas beras dan cabai rawit masih tinggi, masing-masing dengan tingkat inflasi 4,42% dan 44,79%.
Kelompok administered prices tercatat inflasi 0,42% m-o-m dengan andil sebesar 0,08% m-o-m pada Januari 2018, menurun dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,12% m-o-m.
Penurunan tekanan inflasi dipengaruhi oleh tarif kereta api yang tercatat deflasi sebesar 10,12% m-o-m, sejalan dengan berangsur normalnya kunjungan wisatawan setelah libur Natal dan Tahun Baru.
Walau demikian, penurunan inflasi tersebut masih tertahan oleh kenaikan tarif angkutan udara sebesar 5,76% m-o-m dan bensin 0,54% m-o-m.
Masih tingginya tarif angkutan udara dipengaruhi oleh musim liburan yang masih berlangsung hingga minggu kedua Januari 2018 sehingga permintaan masyarakat masih cukup tinggi dan mendorong maskapai menetapkan harga pada level batas atas.
Di sisi lain, inflasi inti meningkat sebesar 0,22% m-o-m, lebih tinggi dibandingkan 0,09% m-o-m pada bulan sebelumnya.
Meningkatnya tekanan inflasi inti didorong oleh peningkatan inflasi upah pembantu rumah tangga, tukang bukan mandor dan emas perhiasan, dengan inflasi masing-masing sebesar 1,22% m-o-m, 1,13% m-o-m, dan 2,01% m-o-m.
Periode awal tahun menjadi momentum bagi peningkatan upah pekerja yang mempengaruhi dalamnya tekanan inflasi upah pembantu rumah tangga dan tukang bukan mandor pada Januari 2018.
Sementara itu, tingginya harga emas perhiasan pada periode Januari 2018 sejalan dengan pergerakan harga emas dunia yang berada dalam tren meningkat.
Berbagai upaya telah dilakukan Bank Indonesia DIY bersama dengan Pemerintah Daerah DIY dalam rangka memperkuat sinergi dan koordinasi guna menjaga stabilitas harga di DIY.
Upaya itu antara lain menggelar rapat koordinasi di berbagai level baik dengan TPID Provinsi maupun kabupaten/kota, operasi pasar beras oleh Bulog DIY bekerja sama dengan Disperindag dan Satgas Pangan, serta program menjaga ekspektasi inflasi melalui bazaar pasar murah beras oleh Toko Tani Indonesia.