Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri di Solo Diminta Bijak Sikapi Dinamika Nilai Tukar

Bank Indonesia (BI) meminta para pengusaha tidak takut beraktivitas di tengah depresiasi mata uang rupiah terhadap penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, SOLO – Bank Indonesia (BI) meminta para pengusaha tidak takut beraktivitas di tengah depresiasi mata uang rupiah terhadap penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

"Kami minta agar pengusaha bisa menyikapi dengan bijak, jangan kemudian takut melakukan aktivitas usaha," kata Kepala BI Kantor Wilayah Surakarta Bandoe Widiarto di Solo, Kamis (20/9/2018).

Ia mengatakan pihak pemerintah salah satunya melalui Bank Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk menstabilkan rupiah. Menurut dia, salah satu yang dilakukan adalah menaikkan "seven day reverse repo rate" atau suku bunga acuan BI dari 4,25% menjadi 5,50%.

"Upaya ini kami lakukan rangka memberikan optimisme kepada masyarakat bahwa BI ada di pasar dan ikut melakukan intervensi ganda baik di valas maupun rupiah," katanya.

Sementara itu, ia mengakui sentimen negatif dari depresiasi mata uang rupiah di dalam negeri adalah defisit transaksi neraca berjalan cenderung melebar.

Ia mengatakan jika sebelumnya defisit transaksi neraca berjalan hanya 2 persen dari produk domestik bruto (PDB), pada triwulan II lalu naik menjadi 3 persen dari PDB.

"Oleh karena itu, pemerintah berupaya mengurangi defisit transaksi berjalan, salah satu yang dilakukan adalah upaya penurunan dari sisi fiskal yaitu memperlambat arus impor barang," katanya.

Ia mengatakan untuk bahan konsumsi yang tidak penting tidak diperbolehkan impor, bahkan saat ini ada sekitar 140 jenis barang yang dinaikkan pajak impornya.

Meski demikian, dikatakannya, secara fundamental dalam negeri sejauh ini masih cukup baik. Menurut dia, hal itu terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang masih di kisaran 5,2% dan inflasi di angka 3%.

"Oleh karena itu, harapan saya masyarakat khususnya pengusaha tidak perlu khawatir. Apalagi depresiasi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi di hampir semua negara," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler