Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jateng mengantisipasi kerawanan sektor pangan dan bencana alam jelang Natal dan Tahun Baru. Untuk itu, Pemprov Jateng sudah memetakan titik yang dinilai rawan bencana alam.
"Semua harus disiapkan dan kami ingin selama libur panjang, mereka yang merayakan Natal dan Tahun Baru di Jawa Tengah dapat senang, aman dan nyaman," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Jumat (21/12/2018).
Di sektor pangan, Ganjar mengatakan saat ini ada kecenderungan naik adalah cabai dan telur. Sementara untuk harga beras, dirinya memastikan tidak akan terjadi kenaikan signifikan karena sudah diantisipasi sejak jauh-jauh hari.
"Kami sudah kerja sama dengan Bulog dan menggandeng BUMDes, Kades membuat operasi sampai ke tingkat-tingkat desa. Jateng sudah mulai sejak lama, sekarang masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke pasar membeli beras, cukup di kampungnya saja bisa dan harganya lebih murah," tuturnya.
Ganjar juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berlebihan dalam merayakan Natal dan Tahun Baru nanti. Dia menghimbau agar masyarakat tidak menyalakan petasan karena membahayakan.
Sebelumnya Kepala Dinperindag Provinsi Jateng Arif Sambodo mengatakan, menjelang hari raya Natal dan tahun baru pihaknya mengantisipasi lonjakan harga cabai. Pasalnya, beberapa daerah di Jateng sudah mulai naik sebesar Rp1.000 per kilogramnya.
Menurutnya, harga cabai masih bisa naik turun seiring dengan permintaan pasar. Pasalnya, Jateng pada bulan Desember ini memasuki mustika penghujan yang mempengaruhi kualitas cabai.
"Untuk cabai harga masih fluktuatif untuk beberapa daerah di Jateng, kondisi seperti ini akan terus berlangsung terlebih menjelang hari raya Natal dan tahun baru," kata Arif.
Sementara itu lanjut dia, untuk stok beras di Jateng masih aman dan mencukupi sampai 14 bulan kedepan. Sehingga, masyarakat Jateng tidak perlu risau tentang stok beras karena masih cukup.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel