Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pinsar Keluhkan Harga Daging Ayam Terus Turun

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pedaging menuntut pemerintah menyikapi penurunan harga ayam di pasaran.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jatim Soekarwo (kanan) meninjau lapak pedagang daging ayam saat berkunjung di Pasar Besar Ngemplak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./ANTARA-Destyan Sujarwoko
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jatim Soekarwo (kanan) meninjau lapak pedagang daging ayam saat berkunjung di Pasar Besar Ngemplak, Tulungagung, Jawa Timur, Jumat (4/1/2019)./ANTARA-Destyan Sujarwoko

Bisnis.com, SOLO – Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Pedaging menuntut pemerintah menyikapi penurunan harga ayam di pasaran.

"Saat ini harga ayam lepas kandang jatuh semua. Kemarin harga yang berlaku di pasaran hanya Rp15.000/kg hidup dari sebelumnya Rp18.500/kg," kata Ketua Pinsar Pedaging Jawa Tengah Parjuni di Solo, Jawa Tengah, Selasa (26/2/2019).

Ia mengatakan harga daging ayam terus turun maka para peternak terancam gulung tikar karena banyak yang akhirnya merugi.

Menurut dia, penurunan harga ayam sudah terjadi sejak awal tahun ini akibat pasokan yang berlebihan di pasaran. Di sisi lain, ia menilai tidak ada pengendalian harga oleh pemerintah.

"Bulan September harganya 'drop', Desember aman, dan Januari terus turun sampai saat ini. Kerugian perekornya Rp5.000-6.000," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya sudah meminta pemerintah agar menghentikan budidaya yang dilakukan oleh pabrikan. Menurut dia, alasan pabrikan ikut melakukan budidaya dengan alasan permintaan pasar tidak kuat. Ia menilai seharusnya pabrikan juga mengantisipasi agar budidaya mereka tidak berlebihan.

"Kami sudah mengambil bibit dan pakan dari pabrikan tetapi kenyataannya pabrikan ini juga melakukan budidaya sehingga menyebabkan 'oversuply' di pasaran," katanya.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk segera melakukan intervensi untuk stabilisasi harga di pasaran. "Kalau tidak ada perbaikan, kami bersama dengan peternak dari daerah lain akan menghadap lagi ke pemerintah pusat," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper