Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Populasi Domba Batur Khas Banjarnegera Turun 15 Persen per Tahun

Domba khas Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, menghadapi tantangan penurunan populasi sekitar 15 persen per tahun.
Domba batur, khas Banjarnegara/pertanian.go.id
Domba batur, khas Banjarnegara/pertanian.go.id

Bisnis.com, BANJARNEGARA—Domba khas Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, menghadapi tantangan penurunan populasi sekitar 15 persen per tahun.

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono menyampaikan, populasi domba Batur mengkhawatirkan karena cenderung berkurang dalam 4 tahun terakhir. Rata-rata setiap tahun jumlahnya berkurang 15 persen.

“Jumlahnya kini di bawah 10.000 ekor, dengan penurunan rata-rata 15 persen  per tahun. Makanya kita tekankan ke petani, sementara domba Batur jangan dikeluarkan dulu. Lebih baik dikembangkan di sini, terutama untuk jantan yang unggul,” tuturnya kepada Bisnis, di Banjarnegara.

Selama ini, salah satu penyebab turunnya populasi domba Batur ialah penjualan yang tidak terkendali. Pemasaran tersebut tidak hanya untuk diambil daging dan bulunya, tetapi juga keperluan di sektor turisme.

Tak jarang domba Batur dengan bentuk tubuhnya yang gempal, berbulu putih, dan perangai yang jinak, menjadi salah satu daya tarik tempat wisata. Terutama untuk tempat wisata yang bernuansa alam, seperti di Kawasan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat. 

Pemerintah sebetulnya cukup serius dalam upaya pelestarian domba Batur. Pada 17 Juni 2011, diundangkan Keputusan Kementerian Pertanian tentang Penetapan Rumpun Domba batur, yang mempunyai sebaran asli geografis di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

Selain itu, pada 2015 Kementan menetapkan Kabupaten Banjarnegara sebagai wilayah sumber bibit domba Batur, dan juga ternak domba Batur sebagai Sumber Daya Genetik (SDG) hewan.

Pada 2018, jumlah domba Batur di Banjarnegara tinggal 8.835 ekor. Tren penurunan populasi memerlukan solusi inovatif dan konkret, serta sinergi program antarpemangku kepentingan. 

Di samping penurunan populasi, sambung Budhi, mutu genetik domba Batur juga berkurang. Bila kondisi tersebut terus berlanjut, dikhawatirkan dalam beberapa tahun ke depan domba khas ini tidak lagi dapat ditemui di Kecamatan Batur, sebagai wilayah asalnya.

Oleh karena itu, Pemkab Banjarnegara memberikan perhatian serius terhadap pengembangan dan pelestarian domba Batur. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilaksanakan adalah dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) sebagai unit yang menangani pembibitan domba Batur.

Meskipun baru dibentuk, peran UPTD sangat strategis. Melalui unit ini diharapkan pengamanan plasma nutfah dan pengembangan inseminasi buatan ternak domba Batur dapat berjalan.

Selain dari kelembagaan, Pemkab juga memberikan bantuan pendampingan dan pembinaan. Salah satunya melalui festival domba Batur. Harapannya, domba ini dapat semakin dikenal khalayak luas dan meningkatkan nilai jualnya.

Pada tahun ini, Pemkab Banjarnegara juga menyusun standarisasi bibit domba batur. Pemda pun berupaya agar sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) domba Batur dapat diterbitkan.

Budhi berpesan kepada pedagang dan peternak, sebagai pelaku usaha domba Batur, untuk mempertahankan kekayaan Banjarnegara dengan cara mengembangkan domba yang memiliki genetik baik.

“Grade bagus jangan dijual atau dibawa keluar Banjarnegara. Grade bagus dijadikan bibit untuk dikembangbiakan lebih lanjut di sini,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper