Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Provinsi Ke-5 dengan Kasus HIV Terbanyak

Jawa Tengah masuk posisi lima besar provinsi dengan kasus human immunodeficiency virus (HIV) tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Papua.
Jateng Provinsi Ke-5 dengan Kasus HIV Terbanyak/hivos.org-Ilustrasi
Jateng Provinsi Ke-5 dengan Kasus HIV Terbanyak/hivos.org-Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah masuk posisi lima besar provinsi dengan kasus human immunodeficiency virus (HIV) tertinggi di Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat dan Papua.

Fakta ini mengemuka dalam Pembukaan Pertemuan Peringatan Hari AIDS se-Dunia di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jateng, Selasa.

Pjs. Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Herru Setiadhie mengungkapkan berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2012, data estimasi Orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) di Jateng sebanyak 47.514 penderita. Pada 2016, jumlah ini meningkat menjadi 70.354 penderita

“Epidemi HIV/AIDS di Jawa Tengah sejak 1993 sampai September 2019 dilaporkan Dinkes Jateng sebanyak 30.465 penderita, dengan rincian 17.559 kasus HIV, 12.906 kasus AIDS. Sebanyak 1.915 orang di antaranya sudah meninggal dunia,” papar Herru dalam pernyataan resmi, Rabu (11/12/2019).

Terkait data tersebut, Herru meminta tenaga medis dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di setiap kabupaten/kota melakukan kegiatan kuratif maupun preventif. Termasuk mengupayakan untuk menemukan dan mengobati masyarakat yang terindikasi HIV/AIDS.

”Saya sampaikan demikian karena stigma dan diskriminasi terhadap ODHA merupakan masalah pelik. Apalagi pascapenutupan lokalisasi, sebagai kebijakan nasional bahwa 2019 Indonesia bebas lokalisasi dan prostitusi, merupakan tugas berat. Meski begitu, Pemprov Jateng tetap mendukung dan berupaya melaksanakan program nasional itu dengan baik,” paparnya.

Herru juga mengapresiasi komunitas yang selama ini memberikan perhatian pada ODHA. Mulai dari memberikan layanan HIV, membela hak azasi manusia, serta mendampingi dan mendukung ODHA.

Herru berharap komunitas pemerhati ODHA dapat bekerja sama dengan OPD, ormas keagamaan, instansi vertikal maupun kelompok masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian kepada ODHA.

Bantuan masyarakat akan memberikan kontribusi besar dan mendukung penyelesaian kasus HIV/AIDS pada 2030.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper