Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Menggali Alternatif Pembiayaan Infrastruktur

Ada beberapa proyek yang akan dibangun dengan skema pembiayaan tersebut underground Simpang Lima, terus ada pengembangan Light Rail Transit perkotaan.
Foto udara Bendung Gerak Kanal Banjir Barat (KBB) yang telah selesai dibangun oleh Kementerian PUPR di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2020). Bendung sepanjang 155,5 meter bernilai kontrak Rp147,24 miliar tersebut berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir saat musim hujan dan penampungan air (long storage) pada musim kemarau di wilayah barat Kota Semarang./Antara-Aji Styawan
Foto udara Bendung Gerak Kanal Banjir Barat (KBB) yang telah selesai dibangun oleh Kementerian PUPR di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/1/2020). Bendung sepanjang 155,5 meter bernilai kontrak Rp147,24 miliar tersebut berfungsi sebagai penahan intrusi air laut dan menjaga debit air, serta penggelontoran (flushing) sedimen sungai untuk pengendalian banjir saat musim hujan dan penampungan air (long storage) pada musim kemarau di wilayah barat Kota Semarang./Antara-Aji Styawan

Bisnis.com, SEMARANG - Bisnis Indonesia menggelar seminar terkait penyusunan skema pembiayaan alternatif untuk pembangunan infrastruktur di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).

Seminar bertajuk Percepatan Infrastruktur Semarang: Menyusun Strategi Pembiayaan ini menghadirkan sejumlah narasumber kunci dari Kementerian Keuangan, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, pelaku usaha, dan akademisi dari Universitas Katolik Soegijapranata.

Salah satu penekanan yang dibahas dalam terkait pemanfaatan skema pembiayaan kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). KPBU dianggap sebagai alternatif pembiayaan karena terbatasnya kemampuan fiskal pemerintah dalam membiayai pembangunan.

Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kota Semarang Widoyono mengungkapkan jika merujuk ke Perpers No.79/2019, ada beberapa proyek yang akan dibangun dengan skema pembiayaan tersebut.

"Ada underground Simpang Lima, terus ada pengembangan Light Rail Transit perkotaan," kata Widoyono di Semarang, Senin (24/2/2020).

Selain itu, proyek lain yang akan dibiayai dengan skema KPBU ini di antaranya pembangunan outer ring road Kendal - Semarang, pembangunan BRT Didicated Lane, hingga rel kereta Tanjung Emas - Kendal Sea Port.

Widoyono menambahkan bahwa, proyek - proyek ini merupakan bagian dari strategi pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang. Apalagi, Semarang juga menjadi salah satu motor pertumbuhan di Jawa Tengah yang sampai 2023 ditargetkan tumbuh 7 persen.

"Tahun 2011 kita masih kalah dengan Sragen. Tapi tahun 2018, pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang tumbuh 6,52 persen tertinggi di Jawa Tengah," jelasnya.

Adapun dalam seminar ini merupakan kerja sama antara Pemerintah Kota Semarang, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero, Waskita Karya dan Normans Hotel.

Narasumber yang mengisi acara tersebut di antaranya Kepala Subdirektorat Peraturan dan Pengembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Farid Arif Wibowo, Bernardus Arwin Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Jateng, dan ekonom Unika Soegijapranata Andreas Lako.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper