Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langkah Jateng Meniru Korsel Tangkal Corona

Ini kesempatan bangsa ini mandiri. Ini kesempatan bangsa ini berdikari.
Guru SMP Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat membuat cairan pembersih tangan (hand sanitizer) berbahan sayuran dan buah di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Selasa, (17/3/2020). Produk cairan pembersih tangan yang terbuat dari lidah huaya, daun sirih, kulit jeruk dan kulit rambutan tersebut menurut literasi mengandung antispetik yang mampu membunuh kuman dan virus./Antara-Maulana Surya
Guru SMP Muhammadiyah Program Khusus Kotta Barat membuat cairan pembersih tangan (hand sanitizer) berbahan sayuran dan buah di sekolah setempat, Solo, Jawa Tengah, Selasa, (17/3/2020). Produk cairan pembersih tangan yang terbuat dari lidah huaya, daun sirih, kulit jeruk dan kulit rambutan tersebut menurut literasi mengandung antispetik yang mampu membunuh kuman dan virus./Antara-Maulana Surya

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya ikut mencari solusi untuk mengantisipasi mewabahnya virus corona di provinsi setempat. Seperti halnya mencontoh negara Korea Selatan dalam menangani wabah ini.

"Pengalaman di Korea, maskernya sehari diproduksi 10 juta, dinaikkan 14 juta per hari dan harus. Kita mesti tiru itu," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (18/3/2020).

Menurut Ganjar, pihaknya juga menambah persediaan hand sanitizer yang selama ini terbatas produksinya lantaran alkoholnya yang juga terbatas. Yakni dengan memproduksi sendiri. Menyusul di beberapa perguruan tinggi dan SMK menemukan berbagai bahan lain jadi sanitizer.

"Ini kesempatan bangsa ini mandiri. Ini kesempatan bangsa ini berdikari," ujarnya.

Ganjar juga memantau langkah kuratif yaitu suatu serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, hingga pengurangan penderitaan akibat penyakit, dan pengendalian penyakit. Seperti terus memantau perkembangan kuratif berupa mendata persoalan penyediaan alat kuratif yang saat ini masih kurang.

"Sekarang kita meminta untuk dicari PIC (person in charge) siapa, contact person-nya siapa, terus kita meminta kapasitas yang ada di sana berapa. Intinya satu, kita akan sedikit memaksa agar peralatan-peralatan untuk kuratif ini, terutama alat pelindung diri (APD) ini, ada," tuturnya.

Termasuk juga masker, baju astronaut, hingga Virus Media Transfer (VTM). Menurutnya, Jateng butuh banyak VTM. Karena itu, pihaknya juga terus mencari siapa yang bisa memproduksi banyak VTM. "Kita akan paksa untuk produksi lebih banyak," kata dia.

Bahkan bila nanti keputusan otoritasnya di kementerian, Ganjar akan bicara langsung dengan kementerian. "Intinya, hari ini masker, APD yang baju, VTM harus diproduksi banyak. Negara harus memproduksi banyak. Tekan seminim mungkin harga sehingga bisa dilakukan efisiensi," ungkapnya.

Pemerintah daerah juga sudah siap dengan perubahan anggaran atau mendahului anggaran kaitannya penanganan dari antisipasi mewabahnya Corona. Hal itu juga telah diperintahkan mendagri.

Adapun langkah preventif yang juga dilakukan yaitu akan libatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, relawan cerdas dan pintar. Tentu mereka harus paham tentang Covid-19 agar mereka bisa melakukan sosialisasi.

Sebab, kata Ganjar, pihaknya butuh warga yang bisa menjelaskan di seluruh pasar, minimal bisa cuci tangan di pasar. Menurut dia, hal itu penting sekali. Bahkan juga hal itu bisa tersampaikan ke tingkat RT, RW, dan tokoh desa. Mereka diharapkan melakukan isolasi kecil di desa. Tentu dengan melakukan gerakan bersih desa. Sehingga selain bisa menangani Covid-19 juga demam berdarah dengue (DBD).

Ganjar juga menyampaikan agar warga melakukan langkah promotif karena virus Corona belum ada obatnya. Maka kekuatan yang dibutuhkan adalah daya tahan tubuh. Hal itu musti didorong ke masyarakat. Termasuk juga mereka melakukan isolasi diri, olahraga, makanan bergizi, minum vitamin.

"Vitamin ini mungkin makan pisang, manggis, godhong kelor, enak itu di desa, disop enak, temulawak, jahe, serai, kunir. Ini antioksidan yang musti dikonsumsi dan di desa banyak. Termasuk jambu juga, yang kemarin banyak riset-riset," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper