Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengunjung Pasar dan Mal Membludak Abaikan Corona, Ganjar Ancam Tutup

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengancam akan menutup pasar tradisional maupun supermarket atau mal, yang tidak menaati protokol kesehatan. Itu ditegaskannya karena kecenderungan terjadi lonjakan pengunjung menjelang Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah tahun ini.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo./Youtue@bnpb
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo./Youtue@bnpb

Bisnis.com, SeMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengancam akan menutup pasar tradisional maupun supermarket atau mal, yang tidak menaati protokol kesehatan. Itu ditegaskannya karena kecenderungan terjadi lonjakan pengunjung menjelang Hari Raya Idulfitri 1441 Hijriah tahun ini.

“Pasar semuanya sudah mulai dikontrol, sekarang ketat. Jadi sudah berjalan sekitar satu minggu ini. Kalau tidak mau ikuti aturan, saya minta ditutup,” ujar Ganjar melalui siaran persnya Rabu (20/5/2020).

Diakui, belakangan ini beberapa pasar dan supermarket mengalami kenaikan pengunjung. Namun, pemerintah kabupaten/ kota yang ada di Jawa Tengah sudah melakukan tindakan antisipasi, seperti Kota Tegal, Wonosobo dan Banyumas.

“Banyak kawan-kawan bupati dan wali kota melakukan tindakan. Mulai penataan-penataan. Seperti di Kota Tegal itu langsung ditata, Wonosobo juga. Di Banyumas, bupati dan wakilnya cukup rajin menata,” jelasnya.

Ganjar menerangkan, pihaknya masih membuka peluang aktivitas ekonomi masyarakat. Namun, jika protokol kesehatan tidak ditaati, maka pasar dan supermarket akan ditutup.

Disinggung soal sejumlah daerah di Jawa Tengah yang memperbolehkan Salat Idulfitri di masjid, Ganjar meminta untuk bisa konsolidasi nasional.

“Kemarin saya sudah bicara dengan MUI. Saya kira harus melakukan konsolidasi nasional agar seluruh keputusannya bisa sama,” ungkapnya.

Menurutnya, memang ada pertimbangan-pertimbangan dari bupati/ wali kota yang memperbolehkan Salat Idulfitri di masjid. Namun itu syaratnya sangat ketat dan berisiko tinggi.

“Memang ada pertimbangan bagi bupati dan wali kota yang memperbolehkan, tapi syaratnya sangat ketat. Problemnya kemudian jika ada OTG (orang tanpa gejala), karena sampai saat ini masih ada yang nekat mudik,” katanya.

Ia pun mengajak seluruh kepala daerah di Jawa Tengah untuk mengikuti ketentuan dari pemerintah pusat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper