Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng akan Terapkan SMA dan SMK Jarak Jauh, Uji Coba di 4 Kecamatan

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dalam waktu dekat soal sekolah jarak jauh SMA dan SMK akan diputuskan. Uji coba sekolah jarak jauh itu rencananya dilakukan di empat kecamatan.
Sejumlah siswa baru mengikuti apel Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) Tahun Ajaran Baru 2016-2017 di SMA Negeri 12 Semarang, Gunungpati, Semarang, Jateng, Jumat (15/7/2016)./Antara-Aditya Pradana Putra
Sejumlah siswa baru mengikuti apel Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) Tahun Ajaran Baru 2016-2017 di SMA Negeri 12 Semarang, Gunungpati, Semarang, Jateng, Jumat (15/7/2016)./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dalam waktu dekat soal sekolah jarak jauh SMA dan SMK akan diputuskan. Uji coba sekolah jarak jauh itu rencananya dilakukan di empat kecamatan.

"Dalam waktu pendek, mudah-mudahan pekan depan sudah bisa langsung diputuskan. Kita mau buat kelas jarak jauh," kata Ganjar Kamis (25/6/2020).

Keputusan untuk membuat sekolah jarak jauh tersebut dikarenakan ada 17 kecamatan di Jawa Tengah yang tidak memiliki SMA/SMK Negeri. Salah satu contohnya di Tawangmangu yang juga tempat lahir Gubernur Ganjar Pranowo.

"Kita carikan solusi untuk sekolah jarak jauh. Jadi kelas jarak jauhnya kita pinjam sekolah yang ada di sana, apakah itu gedung SMP, tetapi pengelolaanya tetap di SMA Negeri terdekat yang ada di sana. Jadi statusnya tetap negeri," jelasnya.

Kelas jarak jauh itu juga menjadi solusi untuk pemerataan sekolah. Ini juga menjadi solusi dan jaminan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terkait Sumber Daya Manusia (SDM) dan perbaikan fasilitas.

"Ini untuk pemerataan. Ini akan kita terapkan, uji cobanya sekitar empat kecamatan yang nanti akan kita sampaikan. Ini evaluasi yang kemarin ada," ungkap Ganjar.

Problem lain yang juga ditemukan dalam pelaksanaan PPDB daring tahun ini adalah masalah SKD aspal dan sertifikat yang dilampirkan. Terkait SKD aspal kemarin sudah ada yang mengaku sengaja mencarinya agar bisa masuk ke sekolah yang diinginkan. Tetapi ada juga yang mengaku iseng mencari dan mendapatkanya.

"Masalah lain yang muncul adalah demoralisasi. Agar bisa diterima, mereka mencari SKD. Sudah ketemu yang mengaku dari sampling kemarin bahwa ia iseng mencari SKD dan berhasil mendapatkan.

Sudah dikonfirmasi bahwa itu (SKD) tidak betul. Maka saya sudah meminta untuk Bapak-Ibu jangan menggunakan SKS aspal. Cari saja sekolah yang terdekat," tegas Ganjar.

Terakhir, memang banyak sertifikat dan piagam yang dijadikan lampiran pendaftaran. Pemprov Jateng melalui Disdik juga melakukan verifikasi terkait hal itu. Termasuk melibatkan pakar dan mencari aturan yang berlaku.

"Semua itu agar bisa fair. Hari ini, malam ini akan kita tutup (pendaftaran)," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler