Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penduduk Miskin Jateng Naik Menjadi 3,98 Juta Orang, Penambahan Terbanyak di Perkotaan

Penduduk miskin di Jateng ada 11,41 persen bertambah sebanyak 301.500 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 yang berjumlah 3,68 juta orang 10,58 persen.
Ilustrasi kemiskinan.
Ilustrasi kemiskinan.

Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Maret 2020, jumlah penduduk miskin di Jawa Tengah mencapai 3,98 juta orang.

Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono mengatakan, penduduk miskin di Jateng ada 11,41 persen bertambah sebanyak 301.500 orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2019 yang berjumlah 3,68 juta orang 10,58 persen.

"Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2019 sebesar 8,99 persen, naik menjadi 10,09 persen pada Maret 2020. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan juga naik dari 12,26 persen pada September 2019 menjadi 12,80 persen pada Maret 2020," kata Sentot Rabu (15/7/2020).

Menurutnya, selama periode September 2019 – Maret 2020, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebanyak 203.390 orang dari 1,60 juta orang pada September 2019 menjadi 1,81 juta orang pada Maret 2020.

"Demikian juga di daerah perdesaan, mengalami kenaikan sebanyak 98.100 orang dari 2,08 juta orang pada September 2019 menjadi 2,18 juta orang pada Maret 2020," tambahnya.

Dia menjelaskan, peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan).

Sementara itu, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada Maret 2020 tercatat sebesar 74,38 persen. Dia menambahkan, kondisi ini idak jauh berbeda dengan kondisi September 2019 yaitu sebesar 74,14 persen.

"Jenis pengeluaran komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan antara lain beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, dan gula pasir," jelasnya.

Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan yang besar pengaruhnya mencakup perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.

"Pada periode September 2019 – Maret 2020, baik Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) maupun Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan," katanya. (k28)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper