Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harum Tembakau Tak Seperti yang Diharapkan

Harga jual tembakau di kalangan petani turun 20 persen sampai 25 persen imbas tekanan terhadap industri rokok.
Pekerja memasukan daun tembakau hasil panen ke dalam gudang di Sidowangi Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/9/2020). Petani setempat mengaku terpaksa menyimpan hasil panen di gudangnya dikarenakan harga tembakau turun dan kesulitan menjual hasil panennya karena tidak ada permintaan dari pabrik./Antara-Budi Candra Setya
Pekerja memasukan daun tembakau hasil panen ke dalam gudang di Sidowangi Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (21/9/2020). Petani setempat mengaku terpaksa menyimpan hasil panen di gudangnya dikarenakan harga tembakau turun dan kesulitan menjual hasil panennya karena tidak ada permintaan dari pabrik./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, SEMARANG – Harga jual tembakau di kalangan petani turun 20 persen sampai 25 persen imbas tekanan terhadap industri rokok.

Wisnu Brata, Kepala Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jawa Tengah, mengakui bahwa di Jawa Tengah, baik secara kualitas ataupun kuantitas, hasil panen masih normal. Tidak mengalami penurunan seperti di daerah lain. Meskipun demikian, ia mengaku bahwa terjadi penurunan harga jual tembakau di pasaran.

“Turun sekitar 20 persen sampai 25 persen dari tahun sebelumnya,” jelasnya ketika diwawancarai via telepon, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama terkait penurunan produksi yang dialami pabrik rokok di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Selain itu, Wisnu juga menilai bahwa masuknya tembakau impor juga mempengaruhi penyerapan dan harga jual tembakau petani.

"Kami mendesak pemerintah untuk mengatur impor tembakau ini, supaya mereka (pabrik rokok) menyerap tembakau lokal terlebih dulu," ujarnya.

Pada 2019 lalu, pemerintah juga mewacanakan kenaikan cukai rokok di penghujung September. “Saat itu pembelian dari pabrik langsung direm, sehingga harga langsung drop. Apakah ini akan diulangi lagi oleh pemerintah?” keluh Wisnu.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan bahwa mayoritas petani di Jawa Tengah masih menggantungkan penghidupannya dari hasil penjualan tembakau.

Wisnu berharap pemerintah bisa menunda wacana kenaikan cukai rokok. Terlebih di masa panen raya seperti sekarang ini. “Kita harapkan pemerintah bisa mendengarkan semua aspirasi dari warga negaranya,” harapnya.

APTI memproyeksikan produksi tembakau nasional pada akhir tahun 2020 akan menyentuh angka 185.000 ton. Angka ini mengalami penyusutan 10% ketimbang hasil produksi di tahun sebelumnya.

Dalam kesempatan lain, Bupati Temanggung M. Al Khadziq meminta pemerintah pusat turun tangan mengatasi masalah penjualan tembakau yang tidak menguntungkan petani lokal karena harganya anjlok.

Khadziq di Temanggung, mengatakan dirinya telah menyurati Menko Perekonomian RI dan Menteri Perindustrian RI meminta agar pemerintah pusat mendorong pabrik-pabrik rokok untuk mempercepat penyerapan tembakau dari petani Temanggung.

Menurut dia hal itu perlu dilakukan karena saat ini banyak hasil panen tembakau masih menumpuk di tingkat petani dan pedagang lokal karena lambat dalam penyerapan.

"Karena ini menyangkut industri rokok nasional dan menyangkut kepentingan recovery ekonomi petani yang sedang terpuruk akibat pandemi, maka kami memohon Menteri Perindustrian dan Menteri Koordinator Perekonomian untuk turun tangan melakukan pembinaan kepada dunia industri agar menyerap habis tembakau petani," katanya akhir pekan lalu.

Bupati juga meminta kementerian mendorong agar pabrik rokok membeli tembakau Temanggung sampai habis hingga akhir masa panen dengan harga yang pantas sesuai dengan kualitasnya yang tinggi.

Selain itu kementerian juga diminta mendorong revisi besaran kenaikan cukai rokok kretek yang disinyalir merupakan salah satu penyebab jatuhnya harga tembakau tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper