Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengukuran Lahan Tol Yogyakarta-Solo Bergulir, Warga Bingung Cari Lahan Pengganti

Warga terdampak kebingungan untuk mencari lahan pengganti karena mereka tidak memiliki lahan lainnya selain yang ditempati saat ini.
Petugas pengukur dari Satgas A melakukan pengukuran bidang terdampak pembangunan jalan tol Joglo di Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, Senin (19/10/2020)./JIBI-Abdul Hamid Razak
Petugas pengukur dari Satgas A melakukan pengukuran bidang terdampak pembangunan jalan tol Joglo di Jobohan, Bokoharjo, Prambanan, Senin (19/10/2020)./JIBI-Abdul Hamid Razak

Bisnis.com, SLEMAN - Proses pengukuran bidang terdampak pembangunan jalan tol Jogja-Solo mulai merambah Kalurahan Bokoharjo, Kepanewon Prambanan, Senin (19/10/2020). Sementara warga terdampak masih kebingungan dengan masa depan mereka.

Berdasarkan pantauan JIBI, proses pengukuran bidang terdampak oleh Satgas A dari BPN Sleman baru digelar pada pukul 14.00 WIB di Jobohan, Bokoharjo. Petugas pengukur baru tiba dilokasi setelah sebelumnya mereka menggelar rapat koordinasi dengan Pemdes Bokoharjo.

Baru saja peralatan ukur digunakan oleh petugas yang berjumlah tiga orang itu, hujan deras turun di sekitar lokasi. Petugaspun berupaya menyelamatkan peralatan ukur agar tidak rusak. Tak ada tanda hujan mereda, petugas pun bergegas merapikan peralatan.

"Tidak memungkinkan dilanjutkan. Kami harus menjaga agar alat tidak rusak. Kondisi kesehatan kami harus dijaga karena tidak hanya dusun ini yang diukur," kata Wawan salah seorang petugas ukur.

Dijelaskan dia, proses pengukuran akan dilanjutkan pada Selasa (20/10/2020). Hujan, katanya, menjadi salah satu masalah yang mereka hadapi karena peralatan yang digunakan tidak tahan air hujan.

"Normalnya pengukuran bisa tiga sampai empat hari selesai. Kalau cuaca hujan terus bisa lebih," katanya.

Proses pengukuran bidang lahan terdampak pembangunan jalan tol, katanya, dibagi dua tim Satgas A. Selain di Jobohan, tim lainnya juga melakukan pengukuran di Pelemsari. Setelah di Bokoharjo, tim akan bergerak ke kalurahan lainnya yang belum selesai. Seperti Selomartani, Tirtomartani dan Tamanmartani.

Sementara sejumlah warga Jobohan mengawal proses pengukuran lahan terdampak. Mereka ingin memastikan lahan tersebut sesuai dengan yang mereka miliki. Hanya saja warga mengaku masih kebingungan dengan masa depan mereka kelak.

"Sebenarnya yang kami tunggu pertemuan dengan tim Appraisal. Kami ingin tahu berapa sebenarnya besaran ganti untung yang dijanjikan," kata Totok, warga Jobohan.

Pertemuan dengan tim Appraisal, kata Totok penting karena menyangkut masa depan warga terdampak. Sebab sampai saat ini warga terdampak kebingungan untuk mencari lahan pengganti karena mereka tidak memiliki lahan lainnya selain yang ditempati saat ini.

"Padahal mencari tanah tidak mudah. Ini yang membuat warga dilema, dampak psikologinya sangat terasa sekali. Kalau kita yang butuh (lahan) harganya sudah pasti tinggi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper