Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Organda Wonogiri Minta Pemerintah Telaah Kelemahan Larangan Mudik 2020

Berkaca pada kebijakan mudik 2020, masih banyak kendaraan, terutama travel dan mobil rental yang beroperasi mengangkut perantauan pulang kampung.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, WONOGIRI - Organisasi Angkutan Darat atau Organda Wonogiri berharap mudik tahun ini diizinkan pemerintah. Jika tetap ditiadakan, semua jenis moda transportasi darat, laut dan udara juga harus dilarang beroperasi agar memberikan keadilan kepada seluruh pihak.

Ketua Organda Wonogiri, Edi Purwanto, masih bingung dengan kebijakan pelarangan mudik tahun ini. Karena hingga kini belum ada peraturan yang keluar tentang pelarangan mudik. Namun sebagai organisasi yang membawahi banyak perusahaan otobus [PO], pihaknya berharap mudik diperbolehkan.

"Kami tetap mentaati kebijakan pemerintah dan Satgas terkait protokol kesehatan, tapi mohon diberi toleransi agar mudik diperbolehkan dan bisa menggerakkan ekonomi daerah," kata Edi saat dihubungi JIBI, Minggu (4/4/2021).

Berkaca pada kebijakan mudik 2020, menurut dia, masih banyak kendaraan, terutama travel dan mobil rental yang beroperasi mengangkut perantauan pulang kampung.

Sehingga PO yang saat itu taat peraturan merasa dirugikan dan kurang mendapatkan keadilan. Sebaliknya, pihak yang tidak taat justru memanfaatkan momen itu untuk mendapatkan keuntungan.

"Kami berharap peraturan ada kejelasan nantinya. Tahun kemarin masih banyak yang lolos bisa mudik. Bahkan keamanannya kurang, ada satu mobil diisi sembilan orang. Justru kalau bus mudah dikondisikan. Disediakan hand sanitizer, bus disemprot desinfektan, jaraknya diatur dan lain-lain. Tahun kemarin itu sopir dan kru kami tidak dapat apa-apa," ungkap dia.

Edi mengatakan, jika mudik Lebaran tahun ini ditiadakan, harapannya semua moda transportasi, mulai dari kereta api, pesawat, kapal, mobil rental atau travel dan semua jenis transportasi lainnya harus dilarang beroperasi. Sehingga semua pihak bisa mendapatkan keadilan.

"Tahun kemarin itu masih banyak yang colong-colongan. Kalau masih seperti itu mudik diperbolehkan saja. Bisa dipersiapkan terkait protokol kesehatannya. Mungkin di Terminal Tipe A juga difasilitasi GeNose untuk deteksi dini. Itu kan katanya paling murah untuk deteksi dini," ujar dia.

Atas dasar itu, Edi berharap kepastian peraturan pelarangan mudik. Sehingga kejadian tahun kemarin tidak terulang lagi. "Yang jadi sorotan atau dianggap salah terus jangan angkatan darat berupa bus saja, moda transportasi lain juga harus diperhatikan," kata dia.

Edi mengaku hingga saat ini masih menunggu peraturan yang akan diberlakukan pada pelarangan mudik 2021. Ia berharap mudik lebaran bisa dilaksanakan, sehingga bisa meningkatkan ekonomi di daerah.

"Tidak ada yang bisa memastikan kapan pandemi Covid-19 selesai. Maka harapannya kesehatan diutamakan ekonomi tetap jalan, 3M ditegakkan," kata dia.

Lebih jauh Edi menjelaskan, dari 32 perusahaan yang tergabung di Organda Wonogiri, hanya tersisa tujuh hingga delapan perusahaan yang masih berjalan atau beroperasi. Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan yang saat ini masih berjalan juga merasakan dampaknya.

"Intinya harapan kami pemerataan kebersamaan. Kalau benar mudik dilarang semua moda transportasi harus berhenti semua, akses berupa jalan tol dan lainnya dibatasi. Kalau tidak begitu, kami yang taat terlebih organda di daerah gur isa nyawang, kena dampak, " kata Edi.

Sementara itu pada libur panjang akhir pekan Hari Wafat Isa Almasih, terjadi peningkatan jumlah penumpang kedatangan bus di Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri. Pada Jumat (2/4/2021), jumlah penumpang kedatangan bus dari wilayah Jabodetabek mencapai 2.464 orang.

Sedangkan pada hari sebelum dan sesudahnya, jumlah penumpang berangsur normal. Pada Kamis (1/4/2021), jumlah penumpang sebanyak 1.610 orang. Pada Sabtu (3/4/2021), jumlah penumpang sebanyak 1.687 orang. Sementara itu jumlah penumpang keberangkatan terpantau normal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aris Munandar
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Solopos
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper