Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjar Perpanjang PPKM Mikro, Ini Dampaknya ke Pariwisata Jateng

Dari Surat Edaran Gubernur tertanggal 4 Mei 2021, DTW diperbolehkan untuk beroperasi selama libur Lebaran asalkan dapat memenuhi sejumlah syarat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (tengah)

Bisnis.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo resmi memperpanjang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro hingga 17 Mei mendatang.

Hal tersebut disampaikannya melalui Surat Edaran Gubernur No.443.5/0007136 tertanggal 4 Mei, tentang Perpanjangan PPKM berbasis Mikro untuk Pengendalian Covid-19 di Jawa Tengah.

Dalam edaran tersebut, Ganjar meminta para Bupati dan Wali Kota se-Jawa Tengah untuk memperpanjang PPKM Mikro. Tak hanya itu, pelaku usaha di sektor pariwisata juga diminta untuk melakukan sejumlah pembatasan.

Pengusaha restoran dan rumah makan misalnya, harus membatasi jumlah pengunjung maksimal 50 persen dari kapasitas aslinya. Pengelola pusat perbelanjaan atau mal juga mesti membatasi jam operasionalnya maksimal pada pukul 21.00 WIB.

Pembatasan kapasitas dan jam operasional juga mesti dipenuhi pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) di Jawa Tengah. Dalam edarannya, Ganjar membatasi jumlah pengunjung DTW maksimal 30 persen dari kapasitas sementara jam operasional hanya diizinkan hingga pukul 15.00 WIB.Untuk menghindari kerumunan wisatawan, kegiatan seni budaya juga harus membatasi kapasitas penonton maksimal 25 persen.

Ketentuan tersebut tidak berlaku bagi daerah yang berada di zona oranye dan zona merah. Pasalnya, DTW di daerah tersebut bakal ditutup sementara tanpa pengecualian.

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah Purwanto menjelaskan bahwa secara umum pengelola DTW di Jawa Tengah diperbolehkan untuk beroperasi selama libur Lebaran nanti.

“Ya tapi dengan syarat tersebut,” jelasnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (5/5/2021).

 

Perpanjangan PPKM Mikro tersebut tentunya bakal kembali mempengaruhi kinerja pariwisata di Jawa Tengah. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), PPKM secara signifikan mempengaruhi mobilitas masyarakat, utamanya di lokasi perbelanjaan dan rekreasi.

 

Sentot Bangun Widoyono, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa kunjungan masyarakat ke tempat usaha ritel dan pusat rekreasi mulai mengalami peningkatan setelah PPKM berakhir. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama. “TPK (Tingkat Penghunian Kamar) gabungan dari hotel bintang maupun non-bintang selama Januari – Maret tercatat antara 23 – 29 persen. Ini menunjukkan angka yang lebih rendah dibanding periode yang sama di tahun 2020, yang berkisar di antara 28 – 39 persen,” jelasnya.

 

Sentot juga menjelaskan bahwa minat masyarakat Jawa Tengah untuk melancong masih belum sepenuhnya pulih. “Kita masih melihat bahwa Google Mobility Report mencatat tren orang yang berada di rumah. Namun demikian, di tempat-tempat transportasi umum dan tempat rekreasi itu juga sedikit mengalami kenaikan. Namun belum pulih seperti kondisi pada tahun sebelumnya,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler