Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menilik Peran Bankir Pemberdaya BTPN Syariah

BTPN Syariah menjangkau masyarakat prasejahtera produktif lewat para Community Officer, yang disebut juga sebagai bankir pemberdaya.
Seorang Community Officer PT Bank BTPN Syariah Tbk. sedang memberikan pelatihan pengelolaan keuangan kepada para nasabah anggota Sentra Tambaksari, Cepiring, Kabupaten Kendal, Kamis (3/6/2021). Community Officer merupakan petugas lapangan BTPN Syariah yang ditugaskan untuk menjangkau nasabah dari kelompok prasejahtera./Bisnis-Farodlilah Muqoddam
Seorang Community Officer PT Bank BTPN Syariah Tbk. sedang memberikan pelatihan pengelolaan keuangan kepada para nasabah anggota Sentra Tambaksari, Cepiring, Kabupaten Kendal, Kamis (3/6/2021). Community Officer merupakan petugas lapangan BTPN Syariah yang ditugaskan untuk menjangkau nasabah dari kelompok prasejahtera./Bisnis-Farodlilah Muqoddam

Bisnis.com, SEMARANG — Purwanti samar-samar mengingat sosok laki-laki bertubuh besar yang bertamu ke rumahnya bersama rombongan tim dari PT Bank BTPN Syariah Tbk. Setelah laki-laki itu memperkenalkan diri dan mengajak berbincang selama beberapa menit, perlahan memori Purwanti tersibak, membuka kembali kenangan ketika masa awal dia merintis usaha.

Laki-laki itu adalah Yulianto, Distribution Head 2 Wilayah Jateng, DIY, dan Kalimantan BTPN Syariah. Sepuluh tahun lalu, Yulianto mendatangi Purwanti untuk menilik perkembangan usaha produksi tas anyaman plastik yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari bank.

Saat itu, Yulianto masih bertugas di PT Bank Sahabat Purba Danarta, yang kemudian diakuisisi oleh PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (BTPN) pada 2014 dan dikonversi menjadi Bank BTPN Syariah. Bank itu kemudian disatukan dengan Unit Usaha Syariah BTPN yang di-spin off menjadi entitas bank syariah.

Karir Yulianto terus berlanjut di entitas baru tersebut. Demikian pula, usaha yang dijalani Purwanti terus berkembang hingga dia mampu membangun rumah, tempat produksi, serta membeli mobil operasional.

Sejak dulu sampai sekarang, pola pendekatan yang dilakukan oleh Yulianto kepada nasabah tetap sama, yakni memberikan paket lengkap fasilitas dan layanan untuk memberdayakan masyarakat prasejahtera dengan cara mengajak mereka membangun usaha. Tidak sekadar memberikan fasilitas pembiayaan, tetapi juga melatih dan mendampingi para nasabah dalam memulai usaha dan mengembangkannya.

“Pada prinsipnya seperti Grameen Bank di Bangladesh, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik nasabah di sini. Penerima manfaatnya adalah para perempuan dari keluarga prasejahtera, yang tergabung dalam sentra atau kelompok,” ujarnya, Kamis (3/6/2021).

Paket pembiayaan untuk nasabah prasejahtera oleh BTPN Syariah disebut dengan Tepat Pembiayaan Syariah, yakni pembiayaan tanpa jaminan yang diberikan untuk modal usaha bagi masyarakat prasejahtera produktif, khususnya menyasar perempuan.

Dalam menyalurkan pembiayaan untuk kelompok masyarakat prasejahtera, BTPN Syariah memberlakukan model sentra. Ibarat sebuah koloni, sentra adalah kelompok yang beranggotakan satu ketua dan beberapa anggota yang masing-masing memiliki usaha tersendiri tetapi berkelompok untuk saling membantu dan menguatkan dalam menjalani peran sebagai pelaku usaha ultra mikro.

Di BTPN Syariah, sebuah sentra biasanya beranggotakan perempuan, rata-rata ibu rumah tangga, yang berusaha menambah penghasilan keluarga dengan berbisnis kecil-kecilan bersakala rumahan. Setiap sentra dipimpin oleh seorang Kepala Sentra, yang dipilih secara aklamasi oleh anggota.

Sentra-sentra ini dijangkau oleh bank melalui seorang petugas lapangan yang disebut Community Officer (CO). CO dipilih dari kalangan anak-anak muda yang berasal dari warga lokal di sekitar sentra-sentra pembiayaan.

Seorang CO biasanya menangani sekitar 20-25 sentra, dengan jumlah nasabah sekitar 300 orang.

Setiap hari, seorang CO bertugas berkeliling menjumpai kelompok sentra yang dijadwalkan bertemu setiap 2 pekan sekali, mengunjungi rumah nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk melakukan survei, memberikan konsultasi kepada para nasabah, dan tentu saja membangun sentra-sentra baru.

“CO kami pilih sebagian besar perempuan, karena yang akan didampingi adalah ibu-ibu dari sentra, sehingga dibutuhkan pendekatan yang khas. Para CO ini merupakan realisasi dari bankir pemberdaya,” ujarnya Wahyu Sri Utami, Bisnis Coach Semarang 2 BTPN Syariah.

Bagi BTPN Syariah, CO adalah garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah dan menyalurkan pembiayaan. Oleh karena itu, bank syariah berkode saham BTPS ini memberikan perlakuan khusus kepada para perempuan tangguh itu.

Mereka mendapatkan fasilitas wisma, sepeda motor, dan alat kerja berupa tablet. Mereka juga mendapatkan program pelatihan capacity building untuk meningkatkan kapasitas personal maupun profesional.

Hingga kuartal I/2021, sudah ada sekitar 230.000 nasabah perempuan dari keluarga prasejahtera di Semarang dan sekitarnya yang telah terjangkau oleh program Tepat Pembiayaan Syariah. Nilai pembiayaan yang tersalurkan mencapai sekitar Rp701 miliar.

Seluruh pembiayaan tersebut disalurkan melalui peran Community Officer yang terjun langsung ke wilayah pelosok pedesaan dan pinggiran kota, menemui para ibu rumah tangga yang memiliki tekad kuat untuk berjuang memperbaiki kualitas hidup keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper