Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jawa Tengah Incaran Investor, Rp38,19 Triliun Mengalir Masuk

Pemprov Jateng menargetkan investasi yang masuk ke Jawa Tengah sebesar Rp53,53 triliun di tahun 2021.
Infrastruktur mendukung investasi Jateng. Ruas tol Semarang-Solo terdiri dari 5 seksi yang seluruhnya telah beroperasi penuh, yaitu Semarang-Ungaran (10,8 km), Ungaran-Bawen (11,9 km), Bawen-Salatiga (17,3km), Salatiga-Boyolali (24,1km) dan Boyolali-Solo (7,7 km)./astrainfra.co.id
Infrastruktur mendukung investasi Jateng. Ruas tol Semarang-Solo terdiri dari 5 seksi yang seluruhnya telah beroperasi penuh, yaitu Semarang-Ungaran (10,8 km), Ungaran-Bawen (11,9 km), Bawen-Salatiga (17,3km), Salatiga-Boyolali (24,1km) dan Boyolali-Solo (7,7 km)./astrainfra.co.id

Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya meningkatkan investasi menjelang akhir tahun 2021. Adapun, untuk investasi yang masuk ke Jateng masih banyak dari sektor energi seperti gas, listrik dan air.

Pasalnya, Pemprov Jateng menargetkan investasi yang masuk ke Jawa Tengah sebesar Rp53,53 triliun di tahun 2021, naik dibandingkan dengan capaian investasi tahun lalu yang hanya Rp50,24 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng Ratna Kawuri menjelaskan, sampai akhir triwulan ketiga investasi yang masuk baru Rp38,19 triliun atau 71,34 persen dari target Rp53,53 triliun.

Dia menjelaskan bahwa angka investasi Rp38,19 triliun hanya dihitung dari perusahaan yang melakukan laporan di Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) online.

"Kami optimistis target investasi Rp53,53 triliun dapat tercapai tahun ini," kata Ratna dalam acara Central Java Investment Business Forum (CJIB) 2021 di Hotel Tentrem Semarang, Rabu (10/11/2021).

Kendati demikian, menurutnya di tahun ini pemilik modal dalam negeri (PMDN) mendominasi 63 persen investasi di Jateng sedangkan sisanya 37 persen merupakan pemilik modal asing (PMA).

Ratna mengakui, pandemi Covid-19 memang menghambat jalannya investasi yang masuk ke Jateng dikarenakan adanya sejumlah pembatasan terutama untuk PMA.

"Untuk menarik investor, kami melakukan pendampingan pada calon investor memberikan pengarahan mengenai perizinan, instensif dan pajak yang harus dibayarkan," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso mengatakan, perekonomian Jawa Tengah pada triwulan III 2021 tumbuh 2,56 persen (yoy), melambat dibanding triwulan sebelumnya (5,72 persen, yoy), serta lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional (3,51 persen, yoy).

"Dari sisi permintaan, lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah disebabkan oleh kontraksi konsumsi pemerintah (-7,30 persen, yoy), serta perlambatan konsumsi rumah tangga (1,84 persen, yoy)," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Alif Nazzala R.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper