Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bawa Tanah dan Air dari Kraton Yogyakarta ke IKN, Ini Harapan Sultan

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menjelaskan bahwa tanah dan air yang dibawa ke IKN berasal dari tempat khusus yang bernilai.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat ditemui wartawan di Kantor Gubernur DIY, Jumat (9/10/2020). - Ist/ Dok Humas Pemda DIY.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, saat ditemui wartawan di Kantor Gubernur DIY, Jumat (9/10/2020). - Ist/ Dok Humas Pemda DIY.

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Gubernur DIY Sri Sultan HB X memberikan penjelasan terkait makna tanah dan air yang dibawanya dari Kraton Jogja ke lokasi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Sultan mengakui bahwa tanah dan air tersebut diambil dari tempat khusus yang memiliki nilai.

HB X mengakui bahwa tanah dan air yang diambil dari Bumi Mataram berasal dari tempat khusus yang dianggap memiliki nilai. Harapannya ke depan dapat mewujudkan Indonesia menjadi negara besar.

“Saya kira kita memberikan tanah maupun air itu dari Bumi Mataram secara simbolik seperti dilakukan teman yang lain juga mengambil tanah dan air dari tempat yang mereka anggap mempunyai nilai,” ucap Sultan, Senin (14/3/2022).

Sama seperti provinsi lain, kata Sultan, pengambilan tanah dan air tidak dilakukan di sembarang tempat, melainkan diambil pada lokasi yang memiliki nilai.
“Tetapi juga bagaimana daerah itu seperti kita saksikan mereka memberikan kontribusi tanah maupun air itu mereka beranggapan [tempat bernilai], menganggap tidak sembarang asal ngambil tanah dan air dari tempat umum, tetapi yang mereka, berarti mereka paham simbol itu semoga saja punya kekuatan untuk masa depan dalam membangun masa depan,” katanya.

HB X menambahkan Presiden Jokowi telah menerima tanah dan air dari masing-masing provinsi. Menurut Sultan, hal itu sebagai simbolik dalam pemahaman kebudayaan dalam konteks bentuk dukungan dengan tanah dan air untuk memperkuat kesatuan bangsa. Kedua, semua Gubernur berangggapan bahwa prosesi ini merupakan peristiwa besar dalam upaya membangun bangsa dan negara di masa depan. Sehingga jadi momentum merealisasikan program menjadi sesuatu yang tidak sekadar simbolik lagi tetapi secara faktual harus diwujudkan.

“Biarpun mungkin dari peristiwa ini tidak harus selesai 2024, pendapat saya ini membangun kepindahan IKN perlu waktu. Secara simbolik memberikan ruang budaya pada aspek simbolik itu ingat bahwa dari awal kebhinekaan persatuan dan kesatuan bangsa itu menjadi perekat yang utama dalam berproses untuk menatap masa depan. Semoga saja pemahaman simbolik ini bisa memberikan fakta tidak ada kalimat mundur, biar pun mungkin proses pembangunan perlu waktu lama, bukan berarti 2024 harus selesai,” ucap Sultan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sunartono
Sumber : Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper