Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Jateng Kesulitan Olah Bahan Mentah Jadi Produk Siap Ekspor

Pengusaha asal Jawa Tengah banyak mengolah bahan mentah ke pabrik-pabrik di Jawa Barat.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SEMARANG – Jawa Tengah masih menyimpan potensi ekspor yang melimpah.

Ade Siti Muksodah, Komite Tetap Perdagangan Internasional dan Ekspor Impor Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Tengah, menyebut mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas logistik, hingga telekomunikasi dan internet di Jawa Tengah telah mendukung aktivitas ekspor di wilayah tersebut.

Namun demikian, Ade menyebut pengusaha Jawa Tengah masih menghadapi kendala untuk mengolah sejumlah bahan mentah menjadi produk siap ekspor. Misalnya saja ke negara seperti Korea Selatan yang kini telah menjadi kerja sama dagang dengan Indonesia.

"Kita mengekspor produk utamanya rempah, produk ikan. Rempah itu yang bisa dibikin di Jawa Barat, karena kita (Jawa Tengah) gak bisa. Expert-nya dari Jawa Barat," jelas Ade dalam diskusi yang digelar di Kota Semarang, Selasa (21/6/2022).

Ade menjelaskan rempah yang dimaksud adalah pegagan. Secara tradisional, masyarakat di Tanah Air biasa menjadikan tanaman tersebut sebagai lalapan. Namun, dunia industri lebih mengenal pegagan sebagai bahan baku teh serta obat-obatan dan kosmetik. 

Pegagan Jawa Tengah umumnya tumbuh di kaki Gunung Lawu. Namun demikian, dengan pengolahan yang masih tradisional, petani-petani di lokasi tersebut belum bisa optimal dalam memproduksi tanaman tersebut. Terlebih ketika memasuki cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi, pegagan akan sulit ketika dikeringkan untuk kemudian diekspor. “Kita sekarang sedang proses ke pemerintah supaya bisa memberikan fasilitas pengeringan,” jelas Ade.

Selain pegagan, Ade juga menyebut Jawa Tengah punya potensi ekspor komoditas talas Jepang atau Satoimo untuk dijadikan kolagen. “Kita proses, kita jadikan kolagen untuk memenuhi ekspor ke Korea Selatan. Sayangnya, ekspornya dari Jawa Barat,” tambahnya. 

Terkait kerja sama Indonesia – Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang digagas pemerintah, Ade menyebut kalangan pengusaha pada dasarnya menyambut baik hal tersebut. “Perjanjian ini sedikit banyak, walau tidak langsung, ini merupakan pintu yang bagus. Membuat kita lebih kompetitif, lebih kerja keras, lebih termotivasi,” ucapnya.

Arif Sambodo, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan  (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, menyebut IK-CEPA sebagai momentum untuk memperluas pasar ekspor sekaligus iklim investasi di Jawa Tengah.“IK-CEPA ini menjadi suatu peluang bagi para pelaku usaha di Jawa Tengah. Khususnya dari pihak Korea Selatan, untuk semakin memperluas kerjasamanya,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga berharap agar kerja sama tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kalangan pengusaha. “Intinya, produk kita itu memang selalu mendapatkan tempat yang luar biasa. Animo masyarakat, demand-nya juga tinggi. Sehingga ini harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper